Buntet Pesantren,
 
Ratusan santri Buntet Pesantren memenuhi aula Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren guna mengikuti seminar dengan tema Dampak Perkawinan Anak dari Perspektif Medis dan Sosial. Kegiatan tersebut digelar oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC. IPPNU) Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Fahmina, Kansa dan Baitul Hikmah dalam rangka memperingati 16 tahun Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Minggu (27/11).

Para santri terlihat antusias menyimak pemaparan Adi Muhaeriadi. Dosen Akademi Perawatan Buntet Pesantren itu menyampaikan materi perkawinan anak dari perspektif medis. Selain itu, Alifatul Arifiati juga berhasil mengajak peserta untuk turut berperan aktif dalam seminar tersebut. Aktivis Fahmina itu menjelaskan perkawinan anak dalam pandangan sosial.

Masih maraknya kekerasan terhadap pelajar, khususnya perempuan, menggerakkan rekanita PC. IPPNU untuk menggelar kegiatan tersebut.

“Tujuan IPPNU memberikan rumah ramah peajar dan perempuan dan mewujudkan zona pelajar bebas kekerasan sehingga pelajar dapat meanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan meningkatkan indeks pembangunan masyarakat (IPM) Cirebon,” ujar pengurus PC. IPPNU Cirebon Fatimatuzzahra.

Selain itu, Jawa Barat tercatat sebagai peringkat pertama untuk pernikahan anak di Indonesia.
 
“Karena Jawa Barat (menempati) urutan pertama pernikahan anak di Indonesia,” lanjutnya.

(Syakirnf)

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama