Santri Buntet Pesantren Deklarasi Hantam Hoax


Sejumlah 59 santri ikuti pelatihan menulis dan internet sehat yang digelar atas kerjasama Forum Silaturahim Buntet Pesantren Cirebon (Forsila BPC) Jakarta Raya dan Tim Media Buntet Pesantren di aula Gedung Guest House Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon, Sabtu (25/02/2017).
 
Ahli Teknologi Buntet Pesantren Mubarok Hasanuddin memberikan materi tentang internet sehat. Menurutnya, santri harus melek (baca: paham) media, terutama internet. Hal ini agar tidak dikuasai oleh orang yang hendak memecah belah bangsa.

“Santri harus melek media, terutama internet, supaya jangan dikuasai oleh orang-orang yang hendak memecah belah bangsa,” kata Wakil Ketua Tim Media Buntet Pesantren itu.

Sementara itu, dalam pemaparannya tentang jurnalistik, wartawan Metrotvnews.com Ahmad Rofahan menyampaikan bahwa santri harus bisa menulis. Menurutnya, hal ini guna memberitakan informasi yang benar dan guna menangkal hoax. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa menulis dapat menjadi media syiar Islam Rahmatan lil Alamin.

“Santri harus bisa menulis untuk dapat memberikan inforasi yang benar, menangkal hoax, dan syiar Islam Rahmatan lil Alamin,” ujar Direktur Jingga Media itu.

Rencananya, menurut penuturan Ahmad Rofahan, 10 peserta terbaik akan dipilih untuk bergabung di Tim Media Buntet Pesantren.

Follow up dari kegiatan ini, nantinya akan dipilih 10 santri terbaik untuk bergabung di Tim Media Buntet Pesantren,” tutur Ketua Tim Media Buntet Pesantren itu.

Kegiatan ini juga diwarnai dengan deklarasi santri Buntet Pesantren menolak hoax. Sebanyak 33 santri peserta pelatihan berjajar rapi sembari mengangkat tinggi kertas yang berisikan satu huruf. Keseluruhannya jika dibaca akan menghasilkan tulisan “Santri Buntet Pesantren Hantam Hoax”


(Syakirnf)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama