![]() |
Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini tengah memberikan sambutan |
Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH
Nahduddin Royandi (Mbah Din) Abbas telah meninggalkan banyak ajaran bagaimana
menjadi seorang muslim yang berakhlakul Karimah. Demikian kesaksian Sekretaris
Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini di saat
jenazah Mbah Din tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat,
Ahad (29/4).
"Beliau adalah sosok yang sederhana dan bersahaja. Kita doakan
semoga beliau husnul khatimah," katanya, diaminkan keluarga dan para
santri yang turut hadir.
Sebagai santri, lanjut Helmy, mudah-mudahan dapat meneruskan segala
hal yang telah diajarkan selama ini. Menurutnya, Mbah Din adalah sosok ulama
yang penuh ketenangan dan keteduhan.
"Beliau telah mengajarkan Islam yang memberikan kedamaian
kepada kita semua. Bangsa Indonesia merasa kehilangan atas wafatnya guru
sekaligus orangtua kita bersama," tambahnya.
Atas nama keluarga, ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah
yang telah membantu kepulangan Mbah Din. Sehingga jenazahnya bisa tiba di
Jakarta dalam keadaan selamat.
"Saya secara pribadi terus berkomunikasi dengan Kementerian
Luar Negeri (Kemenlu) dan Kemenlu langsung menyampaikan kabar kepada Kedutaan
Besar (Kedubes) di sana dan karena itu saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Semoga yang telah dilakukan pemerintah dicatat sebagai amal saleh,"
katanya.
Setelah ini, jenazah akan langsung diberangkatkan ke Pondok Buntet
Pesantren Cirebon. "Selanjutnya kita bersama-sama memberangkatkan alamrhum
dengan iringan tahlil dan shalawat. Mudah-mudahan beliau berkumpul kembali
bersama para auliya," pungkasnya.
Almarhum Mbah Din tiba di
Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 15.40 sesuai jadwal. Kedatangannya
disambut dengan isak tangis keluarga dan para santri yang
menyambutnya. Para santri, petugas bandara, hingga pegawai
Kemenlu berebut membawa peti jenazah.
Tampak hadir, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Buntet (Iklab)
Pesantren sekaligus Wakil Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU KH Masrur
Ainun Najih yang memimpin doa.
Diiringi kalimat tayyibah, laa ilaaha illa Allah,
Mbah Din bersama 11 rombongan mobil berangkat menuju Buntet Pesantren dengan
pengawalan Patwal.
Almarhum akan disemayamkan sejenak di rumah
duka. Setelah itu, dishalatkan di Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren. Kemudian,
jenazah akan dibaringkan di pemakaman Gajah Ngambung, Pondok Buntet Pesantren,
Cirebon, Ahad (29/4), sekitar bakda Isya.
(Aru Elgete/Syakir NF)
Posting Komentar