Oleh: Drs. H.
Najmuddin Muzayyin
Nilai-nilai kemanusiaan yang diusung oleh umat manusia
tidaklah sia-sia. Nilainya sangat tinggi dihadapan Allah swt. Dengan demikian
bukan saja ibadah mahdoh yang perlu dikedepankan, lebih dari itu menolong orang
lain misalnya, merupakan kiprah seorang hamba yang tidak kalah pentingya.
Ada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas
ra. Suatu ketika ia beritikaf di Masjid Madinah. Ibnu Abbas adalah saudara
misan (sepupu) Rasulullah sallallahu 'aliahi wassalam. Ketika itu, datanglah sesorang
yang langsung duduk di sampingnya.
Lalu Ibnu Abbas
melihat orang ini dalam keadaan geliasah. Wajahnya tampak sedih dan gundah
gulana. Ketika itu juga Ibnu Abbas bertanya:
"Saya lihat
engkau berwajah sedih ada apa gerangan?"
"Wahai anak
paman Rasulullah saya ini punya utang dan utang saya itu banyak sekali. Rasanya
saya tidak mampu membayar hutang itu. Itulah masalah saya yang tengah mendera
hingga saat ini." Jawab orang itu.
"Kalau begitu
bolehkah saya bertemu dengan orang yang kau pinjami uang" tanya Ibnu Abbas.
"Kalau itu yang
terbaik, silahkan saja."
Saat Ibnu Abbas mau
berangkat, orang itu bertanya:
"Apakah kaulupa
tengah beriktikaf?"
"Saya tidak lupa!
Bahkan telah kudengar orang yang dikubur di sebelahku ini (Rasulullah saw) bersabda
dalam waktu yang belum lama: "Apabila seseorang menolong saudaranya dengan
sunguh-sungguh, untuk mengatasi masalahnya, pahalanya melebihi itikaf selama
sepuluh tahun."
Beliau (Nabi saw) juga
bersabda: "Barangsiapa yang beritikaf satu hari di masjid, maka akan
dijauhkan dari api neraka sejauh tiga parit yang jaraknya satu parit itu antara
langit dan bumi."
Jadi kalau sepuluh
tahun I'tikaf pahala sehari beritikaf, maka menolong kira-kira berapa jauhnya
jarak dengan neraka itulah pahala menolong orang yang tengah kesusahan.
ضربت عليهم الذلة
أين ما ثقفوا إلا بحبل من الله وحبل من الناس وباءوا بغضب من الله..... (ال عمران 112)
Artinya:
"Mereka diliputi
kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena
mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."
(Ali Imran: 112)
Majlis dzikir yang
dilakukan oleh kita, seperti hari ini, memiliki dua tujuan sekaligus yaitu
sebagai upaya hablum minallah yaitu melalui dzikir, sekaligus tujuan kedua
adalah memperkuat tali silaturahmi.
Nabi saw bersabda
bahwa dzikir merupakan taman syurga. Di dunia ada taman syurga yaitu majlis
dzikir. Allah mengutus malaikat mencari majlis dzikir dan turun para malaikat
untuk menaunginya.
Kedua adalah untuk
mempererat tali silaturahmi. Meskipun di tengah kota silaturahmi ini adalah sesuatu
yang sangat melelahkan, amun semua itu tidak ada artinya apa-apa dibandingkan dengan
nilai pahala yang dijanjikan Allah SWT. Wallahu a'lam.
------------------
Disampaikan dalam
pengajian pertemuan orang0orang Buntet Pesantren di Rumah H. Wahid pada 22
Maret 2008.
Posting Komentar