ObamaOleh: M. Fahmi Mubarok
Siapapun presidennya, Amerika selalu mendukung Israel Kemarin baru saja Obama memastikan kemenangannya menjadi nominee presiden dari Partai Demokrat. Dia berhasil mengumpulkan total delegates sebanyak 2158 dari sejumlah 2118 yang disyaratkan Partai Demokrat. Di sisi lain, Hillary Clinton hanya mendapatkan 1926 delegate. Walhasil, Obama secara sah maju dari wakil Demokrat untuk pemilihan presiden pada November.
 

Yang mengejutkan, sehari setelah kepastian nominasi Obama ini, dia dan Hillary Clinton diundang untuk berpidato di depan forum AIPAC (American Israeli Public Affairs Commission). Acara ini disiarkan secara langsung oleh CNN. Di sana mereka berdua diminta untuk menyampaikan sikap mereka tentang masalah Israel khususnya. Sebagai informasi, AIPAC adalah organisasi Pro-Israel terbesar di Amerika. Pengen tahu berapa anggotanya? Hanya100 ribu orang saja. Bandingkan saja dengan NU dan Muhammadiyah yang mencapai 40 dan 20 juta pengikut.

 

Apa maknanya? Organisasi sekecil ini ternyata sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan Amerika Serikat. Yang saya tangkap dari peristiwa ini adalah betapa powerfulnya organisasi ini untuk mengundang kandidat Demokrat hanya untuk memastikan bahwa sikap politik kandidat ini sejalan dengan keinginan mereka. Sampai-sampai kandidat Demokrat (Obama dan Clinton ) seakan-akan mati-matian berusaha memuaskan AIPAC.

 

Saya jadi nggak habis pikir kenapa Obama yang kemarin-kemarin waktu masih kampanye untuk Primary dan Caucus terlihat bersikap jernih menyikapi Timur Tengah, sekarang tampak seperti kucing yang takut pada anjing. Mislanya saja, ketika kampanye sebelumnya Obama mengatakan akan melakukan dialog dengan Ahmadinejad ( Iran ) untuk menyikapi persoalan nuklir. Nah, baru saja tadi pidato di depan AIPAC dia mengatakan bahwa dia akan melakukan dialog dengan “appropriate Iranian leader.” Lha kalau begini kan ukuran “appropriate” atau tidaknya pemimpin menjadi terlalu subyektif. Bisa-bisa (dan sangat mungkin) Ahmadinejad dianggap tidak “appropriate” oleh Amerika.

 

Baik Obama maupun Clinton keduanya menyatakan tidak akan pernah berkompromi dengan Negara manapun yang akan mengganggu keamanan Israel , dan Israel berhak melindungi negaranya sendiri dengan kekuatan senjatanya, yang akan dibantu Amerika Serikat. Mereka sepakat bahwa Amerika akan melakukan dialog perdamaian, tetapi Amerika akan selalu berada di pihak Israel . Lho, terus bagaimana mungkin akan terjadi dialog yang seimbang kalau dari awal-awal Amerika akan selalu dukung Israel ? Dari sini aku melihat kalo Amerika akan selalu mendukung “Negara” (kalau boleh disebut Negara) kecil yang bernama Israel , whatever it takes. Artinya Amerika akan selalu menganggap Israel benar, dan semua yang memusuhinya salah.

 

Obama juga tidak segan-segan akan melakukan inisiatif mengawasi aktitivas nuklir Iran . Dia mengatakan kalau usaha Uni Eropa dalam hal ini kurang memuaskan, dia akan memimpin Amerika Serikat (kalau terpilih sebagai presiden) untuk menginspeksi Iran . Menurutnya kalau rezim Iran masih saja melanjutkan aktivitas nuklirnya, maka dia tidak akan mentolerir. Embargo dan isolasi terhadap rezim Iran akan diberlakukan, dan segala macam ancaman lain sampai dengan serangan militer. Ngeri banget yah???

 

Hillary juga demikian. Dia mengatakan bahwa presiden terpilih nanti harus siap pada hari pertama kepemimpinannya untuk menangani masalah Iran . Dia dan Obama sangat geram dengan pernyataan Ahmadinejad yang tidak mengakui Holocaust dan yang menurut mereka akan mengapuskan Israel dari peta bumi. Hillary dan Obama menuduh Iran melatih dan mempersenjatai HAMAS Palestina untuk menghancurkan Israel . Semua dari pidato mereka intinya Iran dan Palestina jelek, Israel benar dan baik.

 

Terhadap sikap Clinton saya tidak kaget, tetapi dengan sikap Obama, saya sangat terkejut sekaligus kecewa (kalau nggak bisa dibilang marah). Kalau Amerika Serikat yang sedemikian perkasanya “tunduk” pada kepentingan Israel yang kecil ini, terus mau dibawa kemana perdamaian dunia ini? Khusus untuk Obama yang sepertinya akan jadi presiden Amerika kelak, aku memaki (dalam hati, soalnya ga berani, hheheh...), “mana HOPE yang selalu engkau dengungkan. Kamu malah membuat aku yang tadinya HOPEFUL for a better world, menjadi HOPELESS dengan pidatomu barusan.

 

Mohon doa selalu,
M. Fahmi Mubarok
457 Soule Street , Apartment # 408 ,
Laramie , Wyoming , USA , 82072
Phone : +(1) (307) 766 4448

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama