bbmOleh: Mohamad Darda Prahara



 



SEBUAH harapan yang selalu di
ungkapkan, sampai kapan perekonomian kita akan normal kembali.  Belum
turunnya harga BBM kini pemerintah menaikan gas elpiji 12 kg dengan
alasan biaya opersioanal naik. Lalu bagaimana kita mampu mencapai harapan sementara pemerintah saja seperti kewalahan?




Biaya biaya hidup dengan sendirinya naik, bahan kebutuhan pokok pun
melambung,semua sektor kebutuhan ikut menaikan, para ibu-ibu menjerit
dengan adanya naiknya bbm oleh pemerintah, para masyarakat kecil hanya
pasrah dengan adanya naiknya BBM, dia cuman bingung harus berbuat
apa, mereka tidak tahu apa itu sepekulan? apa itu broker? yang dia tahu
hanyalah uang,uang untuk biaya hidupnya.untuk opersional melaut saja
tidak bisa apalagi untuk makan,gerutu seorang nelayan yang sempat
ngobrol saat saya lagi memancing.


 



lain lagi dengan petani pak udin kami sebut demikian,dia tidak
berkebun lagi,dia tidak sanggup lagi untuk berkebun karena untuk beli
pupuk saja tidak sanggup.akhirnya dia menganggur untuk waktu yang belum
bisa dipastikan.itulah gambaran seorang rakyat kecil yang menanti
secercah harapan..



 



rakyat kecil sudah bosan dengan janji-janji manis dikumandangkan
oleh para politikus,masyarakat mengharapkan kenyataan bukan dengan
janji-janji manis,akankah perekonomian negara indonesia akan
maju?itulah sebuah pertanyaan masyarakat saat ini..



 



Dari sektor pendidikan saja masyarakat sudah tidak percaya dengan
kualitas pendidikan dalam negeri,ini sebuah fakta di lapangan,masih
ingat negara singapura,malaysia dulu banyak sekali yang menuntut ilmu
di negara indonesia,tapi sekarang terbalik seratus drajat,warga
indonesia berbondong-bondong hijrah ke negara tetangga guna untuk
menuntut ilmu di sana,padahal negara indonesia banyak sekali
universitas-universitas yang potensial sebut saja
UI, ITB, ITS, IPB, UNIVERSITAS PAJAJARAN dan banyak sekali..dari segi
pembangunan dan transportasi saja negara indonesia sudah kalah saing
dengan negara malaysia dan singapura,padalah indonesia lebih maju
ketimbang dengan dua negara tersebut.



 



dari segi perekonomian negara kita indonesia sudah ketinggalan
dengan negara tetangga, jauh sekali perbandingannya,di kala negara
negara lain mempersiapkan langkah-langkah lebih maju untuk
kedepan,negara indonesia malah memperkayakan diri alias korupsi. Yang jadi sebuah pertanyan saat ini akankah secercah harapan bisa kita dapatkan? dan kapan?



 



Muhammad Darda Prahara, putra KH. Salim Effendi (alm) yang kini terdampar di perantauan (Riau) sebagai profesional muda.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama