Oleh: Redaksi
PADA MINGGU lalu, bertempat di kantor Central Banking Crisis (CBC) di
Tebet Jakarta Selatan sejumlah 30 orang asatidz (guru-guru agama) yang
berasal dari keluarga Buntet Pesantren Cirebon berkumpul memenuhi
undangan H. Deni Danuri dalam pengajian di majlis yang didirikan
bersama KH. Anas Arsyad Majlis Alquran. Apa tujuan dari perkumpulan ini?
Salah satu tujuan dari
perkumpulan kemarin itu adalah berdoa agar bisa sabar dan segera diberi
kekuatan sehingga bisa segera bangkit dalam suasana bangsa dan negara
yang banyak ditimpa cobaan.
H. Deni bersama KH. Anas Arsyad mempunyai majlis yang bernama Majlis Al
Quran, tempatnya di kantor CBC sendiri. Aktivitas majjlis ini setiap
sebulan sekali bersama para guru-guru agama asli wong Buntet Pesantren
melakukan doa bersama melalui qiroatul quran, dzikir, shalawat, manakib
dan marhabanan. Antusias para warga Buntet dalam majlis tersebut begitu
kentara saat melafalkan bacaan, dzikir maupun marhabanan.
H. Deni Danuri adalah direktur Central Bangking Crisis, sebuah
perusahaan konsultan perbankan. Beliau juga aktif pengarang buku-buku
perbankan dan pembicara di event-event nasional. Yang menarik dari
pria yang baru berusia 40-an tahun ini, begitu perhatian dan mau
terlibat dalam dunia santri. Beliau mengaku sebagai murid dari KH. Anas
dan KH. Abdullah Abbas. Pada moment haul kemarin, beliau menyembapatkan
diri untuk berziarah secara dekat dengan almarhumin Kyai Buntet.
Bukan saja kaya secara materi, pria berkumis ini juga memiliki rasa
penghormatan yang besar terhadap keluarga santri khususnya dari Buntet
Pesantren. Dalam catatan redaksi misalnya, beliau pernah menyumbang
seperangkat peralatan marching band yang mewah seharga puluhan juta
untuk MANU Buntet Pesantren yang kini tengah dipakai untuk latihan.
Majlis quran yang didirikan bukan saja di kantornya, akan tetapi di
rumahnya sendiri di Pamulang juga terdapat majlis alquran yang
dikhususkan untuk pendidikan al quran bagi warga desa sekitarnya.
Karena cintanya pada Buntet Pesantren ini, beliau mengambil gurunya
juga berasal dari wong Buntet Pesantren. Misalnya Drs. Ahmad Baehaqi,
yang juga sebagai pegawai KUA Tangerang dan Ust. Jufri Jalaluddin juga
kawan-kawan lainnya.
KH. Anas Arsyad sebagai keluarga kyai dari BUntet dan tinggal di
Jakarta ini, bersama H. Deni Danuri dikenal sebagai sosok yang cukup
bebrayan kepada warga Buntet. Beliau juga memiiliki Sikap menghormati
para tamu yang datang di majjlisnya tidak main-main. Salah satu
contohnya adalah setiap mengadakan acara di majlisnya itu, selalu
disediakan makanan yang berkelas bahkan H. Deni selalu mengganti
transportasi para guru itu berisar antara 200 ribu hingga 500 ribu per
orang setiap mengadakan acara.
Dalam kegiatan kemarin, seperti juga pada pengajian bulan lalu, para
ustadz membaca quran selama 1,5 jam setelah shalat maghrib berjamaah.
mereka membaca quran masing-masing dua juz. Bayangkan untuk membaca dua
juz ini, para alumni Buntet ini ada yang hanya 1/4 jam sudah hatam,
sementara yang lain bisa mencapai 1/5 jam. "Kecepatan bacaan itu bisa
dipertanggungjawabkan makhrojnya" kata Ust. Mahmud Syaltut yang biasa
membaca cepat. Ustadz satu ini, memang sehari-hari tidak lepas dari
kebet-kebet quran satu hingga dua juz, dimanapun berada, hatta di bus
kota sekalipun.
Setelah membaca quran dua juz sebanyak 30 orang itu dilanjutkan dengan
pembacaan syair-syair barzanji. Kehebetan suara dan daya hafal
masing-masing guru agama ini tidak hilang, padahal marhabanan itu
biasanya hanya dikumandangkan di pesantren. Namun pada kemarin itu
suasana itu mirip seperti di pondok. H. Ifroyim, H. Ahmad Jaelani dan
Ahmad Syahid bersuara kompak dengan diteriaki Allah, Allah setiap
berkumandang syair.
Para guru agama yang berasal dari Buntet Pesantren itu tinggal di
Jakarta dan sekitarnya. Mereka berprofesi kebanyakan sebagai guru
agama. Ada yang di sekolah formal ada pula yang informal. Mengajar jika
ada panggilan. Mereka datang ke Jakarta rata-rata awalnya kuliah
kemudian ada yang tetap di Jakarta mengajar ada juga yang menjadi
pegawai negeri sipil dan pegawai honorer di sekolah-sekolah.
Boleh jadi, jarang ditemui orang seperti H. Deni Danuri. Di balik
ketampanan wajahnya terdapat semangat untuk terus menghidupi alquran di
majlisnya baik di kantor maupun di rumah. Bukan itu saja, H. Deni
bukanlah orang yang sembarangan mengambil jamaahnya, belaiau hanya mau
jika majlisnya itu diisi oleh keluarga dari BUntet Pesantren Cirebon.
Mungkin karena al quran di tangan para santri berbeda dengan quran yang
dilantunkan orang non pesantren.
Kita berdoa semoga upaya yang dilakukan H. Deni juga KH. Anas Arsyad
menadapat rido Allah swt, diberikan balasan atas kebaikannya, juga
dipanjangkan umurnya untuk beribadah kepada Allah swt dan tentu saja,
perusahaan yang dipimpinya terus memberikan efek manfaat bagi
kebanyakan orang, baik karyawan maupun masyarakat perbankan Indonesia.
Semoga (Kurt)
Lihat album majlis quran ....
Posting Komentar