Cirebon : Informasi tentang
pendampingan yang dilakukan oleh Kang Ayip Abbas terhadap anggota ormas motor
XTC memang sudah lama saya dengar. Namun, beberapa kali agenda kegiatan yang
diinformasikan, saya tidak bisa menghadirinya karena beberapa hal. XTC lebih
dikenal di Cirebon sebagai salah satu komunitas yang identik dengan kejahatan
jalanan. Kedekatan Kang Ayip dengan kelompok XTC ini, membuat saya penasaran
untuk mengetahui aktivitasnya.
Kang Ayip adalah putera ketiga
KH. Abdullah Abbas, saat ini beliau tinggal di Desa Padangbenghar Kecamatan
Pasawahan Kabupaten Kuningan. Salah satu aktivitasnya adalah mengelola jamiyah
sholawatan yang diikuti oleh beberapa club sepeda motor, anak jalanan, anak
punk dan komunitas lainnya. Saya sendiri memanggil Kang Ayip dengan sebutan
Mang Ayip, karena jika diurutkan melalui jalur keluarga, beliau termasuk paman
saya.
Rasa penasaran tentang aktivitas
Mang Ayip akhirnya terjawab. Saya kembali mendapatkan infromasi melalui inbox
FB dari Kang fikri Mubarok, tentang rencana kegiatan santunan yang akan
dilakukan oleh Ormas XTC dan Mang Ayip di Masjid Bahrul Falah Keluarahan
Cangkol Kota Cirebon, Minggu sore (30/08/2015).
Selepas sholat ashar, saya dan
seorang rekan saya bernama Asep langsung meluncur ke lokasi. Sekitar 50
anak-anak didampingi orang tuanya, terlihat berkumpul di Masjid. Beberapa
jamaah yang usai melaksanakan sholat ashar berjamaahpun masih banyak yang
bertahan, untuk menyambut kedatangan rombongan XTC dan Mang Ayip. Rencananya,
Mang Ayip dan XTC akan emmberikan santunan kepada 50 anak yatim di keluarahan
tersebut.
Sekitar pukul 16.00, suara deru
puluhan motor terdengar dari masjid. Rombongan komunitas XTC dengan berbagai
kendaraan, datang dengan membawa atribut bendera dan seragamnya. Dibelakang
rombongan, mobil kijang kapsul warna biru terlihat dikendarai mang ayip.
Gaya anak club motor masih
terlihat dari penampilan mereka. Sejumlah tato terlihat menghiasi tubuh beberapa
anggota yang hadir. Aksesoris telinga berupa anting dan tindikpun banyak
digunakan. Namun, ketika memasuki masjid, gaya santun mereka terlihat. Seluruh
jamaah yang hadir menyambut diajak bersalaman, tubuh mereka menunduk ketika
menjabat para jamaah yang sudah sepuh-sepuh tersebut. Salah satu bentuk sopan
santun anak muda kepada orang yang lebih tua.
“Saya bukan guru mereka, saya
teman mereka. Mereka itu sudah pintar-pintar, tidak butuh guru,” kata Mang Ayip
ketika saya ajak ngobrol.
Puluhan rombongan yang terdiri
dari anggota XTC Kota Cirebon, XTC Kab Kuningan dan Komunitas Boss langsung
masuk dan duduk rapi menghadap kiblat. Mereka tanpa diatur sudah mengerti apa
yang harus dilakukan. Ternyata, setiap mereka akan melakukan santunan. Mang
Ayip selalu mengajak mereka untuk bersholawat dulu. Pimpinan dan dewan pendiri
XTC Kota Cirebon duduk didepan menemani Mang Ayip. Lantunan sholawatpun mulai
diucapkan. Puluhan anggota XTC dan rombongan lainnya mengikuti setiap lantunan
sholawat yang diucapkan Mang Ayip, mereka terlihat khusu dan hafal
sholawat-sholawat yang dibacakan.
“Dalam dua minggu ini, kita sudah
melakukan santunan dan kegiatan seperti ini di tiga tempat. Tapi sayangnya
orang masih memandang kita hanya sisi negativenya saja,” Jelas Reino Sekjen XTC
Kota Cirebon.
Kebersamaan Mang Ayip dengan
anggota XTC ini ternyata cukup lama. Sudah sekitar dua tahun Mang Ayip menemani
anggota club motor ini. Tidak jarang, ratusan anggota XTC datang dikediaman
mang Ayip di Padangbenghar Kuningan, hanya karena ingin mengikuti sholawatan.
Bahkan, saat XTC resmi diakui sebagai Ormas Kepemudaan oleh Pemkot Kota
Cirebon, sekitar dua ratus motor berkunjung ke kediaman Mang Ayip untuk
melakukan pemutihan dan pelantikan dengan sholawatan.
“Kalau banyak yang mengatakan XTC
itu pelantikannya suruh berantem dll, itu tidak berlaku di XTC Kota Cirebon.
Kita pelantikannya Sholawatan dirumah Kang Ayip,” ujar Jaka Permana Ketua XTC
Cirebon sambil tersenyum.
Mang Ayip dan Jajaran
Kepengurusan XTC Kota Cirebon mengaku masih kecolongan dengan kegiatan-kegiatan
illegal yang dilakukan oleh oknum anggotanya. Namun mereka menegaskan, bahwa
organisasinya tidak mendukung itu dan ada sangsi jika memang itu benar adalah
anggota XTC. Mang Ayip juga menjelaskan, jangankan membina club motor yang
terkenal dengan kehidupan jalanan, membina santri saja kadang ada saja yang
nakal. Menurut Mang Ayip, kegiatan yang dilakukan oleh XTC sudah berubah cukup
besar, tapi dirinya juga menyadari masih ada saja hambatannya. Sehingga,
dukungan semua pihak masih sangat diharapkan. -Bersambung- (Rofahan)
Posting Komentar