Buntet Pesantren kembali menjadi shohibul bayt sebuah acara penting. Kemarin, pada 18 Oktober 2016 bertempat di Halaman Masjid Jami’ Buntet Pesantren baru saja diadakan pertemuan Tokoh agama Se Jawa Barat dengan Pangdam III Siliwangi yaitu Mayjen TNI Herindra guna membahas paham-paham radikalisme yang kian berkembang di Jawa Barat.

Mayjen TNI Herindra yang sudah berkiprah di TNI selama kurang lebih 29 tahun ini menganggap paham radikalisme di Jawa Barat bisa mengancam stabilitas keamanan. Oleh karena itu, mantan Danjen Kopassus ini, meminta kepada Kiai dan santri, untuk membantu menangkal paham tersebut. “Kalau saya kan bukan ahlinya. Jadi saya minta kepada para Kiai dan santri, untuk membantu kami menangkal paham-paham tersebut,” ujar Herindra.

Pangdam III Siliwangi, bersilaturrahmi dengan tokoh agama, 
Se-wilayah Korem 063 Sunan Gunung Jati.

Hadir dalam kesempatan tersebut, sejumlah tokoh agama sewilayah Korem 063/ Sunan Gunung Jati yaitu dari Kabupaten  Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Kota Cirebon, Subang, dan Karawang. Pria yang sudah 29 tahun mengabdi di Militer ini dan baru menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi ini menuturkan bahwa silaturrahmi ini merupakan salah satu penguat hubungan TNI dan tokoh agama di Jawa Barat. Menurutnya, sinergitas yang dilakukan oleh para tokoh agama dan TNI, menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga kondusifitas di Jawa Barat. “ Jawa Barat sudah kondusif, tapi kita jangan lengah. Karena ancaman itu akan selalu ada,” ujarnya.
Herindra menuturkan, paham radikalisme yang terus berkembang saat ini, memang harus terus diwaspadai. Karena dihawatirkan, paham-paham tersebut nantinya berkembang menjadi aksi terorisme. Sehingga, sudah seharusnya, paham-paham tersebut harus segera dieliminir.

Tampak duduk mengapit Mayjen Herindra adalah Kiai Adib Rofiuddin Izza, ketua YLPI Buntet Pesantren (sebelah kiri),
KH. Anas Arsyad, Pembina YLPI Buntet Pesantren (sebelah kanan Mayjen Herindra), dan KH. Wawan Arwani Amin
Walaupun meminta para kiai dan santri untuk menangkal paham radikalisme, namun TNI juga tidak akan tinggal diam. Jika nantinya orang yang bergabung dengan paham radikalisme sudah melakukan ancaman keamanan, maka nanti TNI yang akan bertindak.
“Kalau berbicara masalah paham-paham, kiai ahlinya. Tapi kalau sudah menebar ancaman apalagi menggunakan senjata, nanti TNI yang akan turun tangan,” tegas Pangdam. (Rofahan/Arief) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama