Para praja berbaris rapi khidmat menyimak pembina upacara, (10/11)
Cirebon, Buntet Pesantren

Ratusan anggota Pramuka Buntet Pesantren berbaris rapi di halaman Masjid Agung Buntet Pesantren guna mengikuti upacara Hari Pahlawan, Kamis (10/11).
 
KH Ade Nasihul Umam sebagai pembina upacara menceritakan kronologi peristiwa 10 November 1945 dimulai dari Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober 1945. Kiai Abbas diperintahkan gurunya Kiai Hasyim Asyari untuk menjadi pemimpin perang yang menewaskan pimpinan pasukan sekutu Jenderal Mallaby itu.
Menurut Kiai Ade, para santri harus memperingati Hari Pahlawan tersebut. Hal ini dilakukan guna menghormati jasa-jasa para pahlawan. Santri juga harus mengheningkan cipta sebagai refleksi untuk meneladani sikap dan perjuangan para tokoh, khususnya Kiai Abbas Abdul Jamil.

“Karena tokoh sentral 10 November juga sudah banyak diakui bahwa Kiai Abbas Abdul Jamil lah yang menjadi komando peperangan tersebut,” ujar Kepala Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren itu.

Peringatan Hari Pahlawan ini diikuti oleh seluruh anggota, pembina dan mabigus Pramuka se-Buntet Pesantren. Anggota Pramuka mewakili seluruh santri untuk mengenang jasa para pahlawan. Kiai Ade menilai Pramuka merupakan simbol perjuangan para santri. Upacara Hari Pahlawan cukup diwakili oleh anggota Pramuka mengingat peringatan rangakaian Resolusi Jihad sudah dipusatkan pada tanggal 22 Oktober lalu.

“Pada tanggal 10 November ini cukup diwakili oleh Pramuka yang notabenenya merupakan simbol perjuangan sekolah, simbol perjuangan santri,” tutur Ketua bidang kepesantren Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren itu.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama