KH Ridwan Sururi menunduk takzim saat gema salawat dilantunkan, Sabtu (15/4/2017) |
Pengasuh Pondok Pesantren Annur, Kedung Banteng, Purwokerto, KH
Ridwan Sururi menganalogikan watak manusia dengan watak gelas. Hal tersebut ia utarakan
saat mengisi mauidzoh hasanah pada puncak acara Haul Almarhumin Sesepuh dan
Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon 2017, Sabtu, (15/4/2017).
“Artinya manusia (itu) seperti gelas,” ujarnya.
Alumni Buntet Pesantren itu menyebutkan bahwa gelas memiliki tiga
watak, yakni melumah, tengkurap, dan miring.
“Gelas itu punya tiga watak, tengkurap; miring; melumah,” tuturnya
sembari mengilustrasikan posisi gelas itu dengan tangan kanannya.
Watak melumah dijelaskan Kiai Sururi, panggilan akrab KH Ridwan
Sururi, mampu menerima dengan baik apa yang dituangkan di dalamnya. Hal ini
mengartikan, bahwa manusia dapat menerima dengan baik apa yang didengar,
dibaca, maupun apa yang diperhatikannya.
“Kalau artinya manusia melumah, mohon maaf, sama dengan gelas. Diisi
apa saja bisa i(si, dilanjutkan hadirin), saged i(si),” ujarnya.
Adapun dua watak lainnya, yakni miring dan tengkurap tidak bakal mampu
menerima dengan baik air yang dituangkan, seberapapun banyaknya.
“Tapi jika miring (ataupun) tengkurap, walaupun diisi air seberapa
banyak pun akan tetap tidak sampai penuh,” tegasnya di hadapan ribuan hadirin
yang memadati halaman Masjid Agung Buntet Pesantren.
Hal tersebut menggambarkan seseorang yang tidak bakal menerima
dengan baik bila dia menutup diri atau memalingkan perhatiannya terhadap apa
yang bakal disampaikan padanya ataupun apa yang dibacanya.
Kiai Sururi mengingatkan hal tersebut pada mula ceramahnya. Ia meminta
hadirin untuk menyimaknya dengan baik karena mengaji harus sepenuh hati.
Seluruh rangkaian acara Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok
Buntet Pesantren 2017 itu ditutup dengan membaca Surat Al-Fatihah yang dipimpin
oleh KH Ahmad Mursyidin. Sebelumnya, diselenggarakan pula tahlil umum yang
dipimpin oleh KH Amiruddin Abkari.
Hadir pula sebagai qori KH Rifat Syahid dan KH Ahmad Fauzi Ridwan. Acara
puncak itu juga dibuka dengan gema salawat Dibai yang dibawakan oleh Usth.
Anisah beserta para santri putri Buntet Pesantren terpilih.
Posting Komentar