KH Nurul Huda (kedua dari kiri) bersama KH Fahad A Sadat (tengah) |
Mbah KH Nahduddin Royandi Abbas juga dikenal sebagai orang yang tegas. Jika
ia tak suka dengan perilaku seseorang, tidak ia bicarakan di belakang,
melainkan langsung menegur orangnya.
"Beliau kalau tidak suka dengan orang, pasti langsung ngomong di
depan orangnya dan kemudian diberi nasihat. Contoh, di Inggris itu kebanyakan
penceramah dari kalangan Wahabi," kata Pengasuh Pesantren Motivasi Indonesia, Bekasi,
KH Nurul Huda kepada Media Buntet Pesantren yang ditemui di Pondok
Pesantren Al-Murtadla Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, usai pemakaman
almarhum, Ahad (29/4).
Dalam ceramahnya, kelompok Wahabi kerap kali mengungkapkan ketidaksukaannya
pada Gus Dur dan Nahdlatul Ulama dengan kata-kata yang tidak pantas. Namun,
Mbah Din menasihatinya dengan bijak.
"Berbeda
boleh, tapi memilih kalimat bijak itu lebih baik. Beliau itu orangnya sangat
tawadhu dan gemar menuntut ilmu. Jadi, di mana pun ada ceramah, beliau selalu
hadir. Nah, si penceramah tadi yang ditegur itu kini ngomongnya sudah
bagus," ujarnya.
Kiai Enha, sapaan akrabnya, memberikan persaksian tentang kedekatannya
dengan sosok Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon itu. Saat ia sowan di London, Mbah Din memintanya
untuk mengunjungi dua tempat di Arab Saudi, yakni Jabal Uhud dan depannya Raudlah,
jika ia kembali berangkat umroh. Padahal, dua tempat tersebut tidak sepopuler
tempat lainnya, seperti Raudlah, Sofa Marwah, Hijir Ismail, ataupun Multazam.
"Saya
ini sudah ratusan kali berangkat umroh, tapi kenapa pesan panjenengan ini kok
aneh sekali? Ya sudah pokoknya datangi dua tempat itu," kenang kiai alumni Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri itu.
Kemudian,
Mbah Din berpesan tentang hikmah yang melanda ulama dan umat. Salah satunya
adalah Indonesia akan diuji melalui Pilkada DKI karena akan berlanjut hingga
Pilpres.
"Maka
kondisi seperti itu, menurut saya sebagai bagian dari upaya untuk kasysyaf
beliau agar terus menyuarakan kepentingan umat dan diarahkan untuk sam'an
(mendengar) wa tho'atan (patuh) kepada pemerintah. Dulu boleh berbeda saat
pemilihan, tapi begitu sudah terpilih harus diterima, apapun resiko dan
ketidaksukaannya," ungkap pemilik travel umroh itu.
Kiai Enha menyebut Mbah Din merupakan sosok yang bijak melihat
petuah-petuahnya. Menurutnya, seperti itu yang diajarkan para ulama.
Kiai Nahduddin wafat pada Rabu (25/4) di Barnett Community Hospital, London,
Inggris. Almarhum tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Ahad (29/4) pukul 15.40 WIB dan dikebumikan di Makam Gajah
Ngambung, Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat
pada pukul 22.00 WIB.
(Aru Elgete/Syakir NF)
Posting Komentar