Mengecek kecepatan akses internet mobile Apakah Anda pernah mencoba akses internet dari HP atau komputer menggunakan modem 3G? Jika pernah pasti mengalami kelambatan akses. Padahal kebutuhan untuk akses cepat baik data maupun gambar di pesantren ini cukup besar. Apalagi Buntet Pesantren sudah memiliki web sendiri dan kebanyakan para kyai pun membaca web dari Handphone.





Pada liputan peringatan Haul 2008 kemarin, akses internet di Buntet
cukup lambat karena masih menggunakan teknologi GPRS. Padahal teknologi
3G yang setingkat lebih tingi dari GPRS itu kini sudah marak di hampir
setiap merek GSM dan hampir semua kyai di sana mempergunakan GSM yang
berteknologi 3G.


"Kapan 3G masuk pesantren ya, biar jangan lambat akses internet di
sini." keluh Zulva Rafik, saat mengecek kecepatan akses internet dari
lap topnya langsung dari arena haul.

Ia menilai, kalau 3G ingin dipasang di sini, sebenarnya tinggal
melaporkan saja ke pihak telkomsel Kabupaten atau provinsi pasti mereka
akan mengirim timnya untuk memasang.

Ketika redaksi mencoba akses internet langsung dari mobile memang
sangat jauh dibanding dengan kecepatan akses warnet sehingga untuk
mengirim satu artikel saja mesti bolak-balik me-refresh. Belum lagi
jika upload gambar terasa lambat sekali.

"Nanti kita usulkan kepada pihak telkomsel sebab di sini kebanyakan
menggunakan operator itu." Janji Kang Aleh salah satu pengurus Yayasan
LPI.


-------------
Lebih jauh dengan teknologi HP

    Perkembangan Telekomunikasi Bergerak
    Teknologi Generasi Pertama (1G)
    Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yang
diperkenalkan pada era 80-an dan masih menggunakan sistem analog.
Generasi pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut
Frequency Division Multiple Access (FDMA).Teknik ini memungkinkan untuk
membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan
masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat
melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri (prinsipnya seperti
pada stasiun radio dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu
frekuensi untuk siarannya)

    Teknologi Generasi Kedua (2G),
    Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan
akan kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan
teknologi digital. Generasi ini menggunakan mekanisme Time Division
Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access ( CDMA) dalam
teknik komunikasinya. Yang termasuk dalam teknologi 2G misalnya : GSM
di eropa dan asia, PDC di Jepang, High Speed Circuit Switched Data
(HSCSD), dsb. Pada HSCSD kecepatan transfer data dapat mencapai 57,6
Kbps.

    Teknologi Generasi dua setengah (2.5G)
    Pada perkembangannya terdapat juga GPRS yang dapat dikategorikan
sebagai teknologi 2.5 G. Disebut sebagai teknologi 2.5G karena
merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam platform dasar
GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi data.
    Pengembangan teknologi GPRS di atas GSM dapat dilakukan secara
efektif tanpa menghilangkan infrastruktur lama, yaitu dengan penambahan
beberapa hardware dan upgrade software baru pada terminal/station dan
server GSM. Kecepatan transfer data GPRS dapat mencapai hingga 160 kbps.

    Teknologi Generasi ketiga (3G)
    UMTS merupakan kelanjutan dari teknologi GSM/GPRS dimana perbedaan
utamanya adalah kemampuan akses data yang lebih cepat. UMTS telah
memilih teknik modulasi WCDMA (Wideband CDMA). UMTS Memiliki kecepatan
transfer data cepat (144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani layanan
data broadband seperti internet, video on demand, music on demand,
games on demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat
memilih program musik, video, atau game semudah memilih channel di TV.
Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani video conference dan video
streaming lainnya.
   
Kelebihan 3G dari generasi-genersi sebelumnya :
   

  1. Kualitas suara yang lebih bagus.

  2. Keamanan yang terjamin.  

  3. Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk local / Indoor / slow-moving access dan 384kbps untuk wide area access.  

  4. Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh,
    pengguna dapat browse internet bersamaan dengan melakukan call
    (telepon) ke tujuan yang berbeda.  

  5. Bisa menangani packet-and circuit-switched service termasuk
    internet (IP) dan videoconferencing. Juga high data rate communication
    services and transmissions.Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat
    menggunakan secara maksimum bandwidth yang terbatas.


    Yang termasuk dalam Teknologi 3G : EDGE, UMTS.

Teknologi Generasi ketiga setengah (3.5G)
Teknologi 3,5 G dikenal sebagai teknologi HSPA ( High Speed Packet
Access). Teknologi HSPA merupakan teknologi dari penyatuan dari
protocol teknologi mobile sebelumnya, sehingga memperluas dan menambah
kemampuan (terutama dari sisi kecepatan transfer data) dari protokol
UMTS yang telah ada sebelumnya. Karena adanya perbedaan kemapuan
(downlink dan uplink) tersebut HSPA di bagi menjadi 2 standar :

1. HSUPA ( High Speed Uplink Packet Access )
Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan transfer
uplinknya ( dari handset ke jaringan ), dimana secara teori HSUPA dapat
mencapai kecepatan uplink hingga 5,76 Mbps. Tetapi HSUPA ini tidak di
Implementasikan ( dikomersialkan ) sehingga handsetnya tidak dibuat.

2. HSDPA ( High Speed Downlink Packet Access )
    Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan
transfer downlinknya (dari jaringan ke handset), dimana HSDPA dapat
mencapai kecepatan downlink 7.2 Mbps dan secara teori dapat
ditinggkatkan sampai kecepatan 14.4 Mbps dengan maksimum uplink 384
kbps. HSDPA selain dapat digunakan oleh handphone, tetapi dapat pula
digunakan oleh Notebook untuk mengakses data dengan kecepatan tinggi.

Arsitektur Jaringan HSDPA

Pada dasarnya infrastruktur pada jaringan UMTS dan HSDPA hampir sama.
Hal ini disebabkan karena UMTS dan HSDPA sama-sama menggunakan radio
frekuensi 5Mhz. HSDPA juga menggunakan teknik AMC ( Adaptive Modulation
Coding ). Ini artinya Base Station mengatur pentransmisian data ke
pengguna dengan cara mencocokan prioritas pengguna dan memperkirakan
saluran operasi di lingkungan dengan skema modulasi dan pengkodean yang
sesuai. Hal ini memaksimalkan kapasitas dan memastikan semua pengguna
memperoleh keuntungan dari kecepatan data yang bisa dimaksimalkan. Hal
ini akan mempengaruhi kecepatan data.

Pada akhirnya HSDPA menyediakan mekanisme pentransmisian kembali
koreksi kesalahan secara lebih cepat. Dengan HSDPA, ketika suatu base
station mengirimkan data ke handset maka setelah itu node B akan
menunggu suatu pengakuan bahwa data telah diterima di Handset. Jika
tidak diterima pada waktu yang ditentukan, maka akan diasumsikan bahwa
packet data telah hilang sehingga akan dikrimkan kembali.

Untuk mendukung teknik modulasi baru yang digunakan HSDPA, perlu
dilakukan modifikasi pada Node B card channel dan pada alat di bagian
radio ( amplifier dan transmitter ). Channel card inilah yang nantinya
akan menangani schedulling, buffering, transsmisi dan pentransmisian
kembali block data yang diterima dari Core Network. (sumber:
http://oktady.co.cc/?p=20)






Post a Comment

Lebih baru Lebih lama