Banyaknya tokoh NU yang datang ke acara Muhaimin Iskandar ini
menimbulkan kesan bahwa PBNU lebih condong ke fihak PKB versi Muhaimin.
Lalu bagaimana sikap yang PBNU sebenarnya?
Banyaknya tokoh NU yang datang ke acara Muhaimin Iskandar ini
menimbulkan kesan bahwa PBNU lebih condong ke fihak PKB versi Muhaimin.
Lalu bagaimana sikap yang PBNU sebenarnya?
“NU tidak memihak, kita tidak menilai mana yang sah dan mana yang
tidak. Kedatangan kita ya seperti kedatangan Pak Masdar dalam acara PKB
versi Gus Dur di Parung,” tutur Sekjen PBNU Endang Turmudi
Yang jelas, PBNU sangat berharap partai yang didirikannya ini bisa utuh
kembali seperti semula. Ini sudah mau pemilu, sayang banget, captive marketnya sudah ada. Sambil tidur saja dapat suara,” ujarnya.
Dua kubu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berseteru, kubu Gus Dur
dan Muhaimin Iskandar dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) yang mereka
selenggarakan mengklaim sebagai satu-satunya yang sah dan paling
memperhatikan massa NU.
Klaim sebagai partai yang paling didukung NU tampaknya penting
mengingat yang punya umat adalah NU, apalagi PBNU dalam sejarahnya yang
mendirikan partai ini.
Dalam pembukaan MLB versi Gus Dur yang diselenggarakan 30 April lalu di
PP Al Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor, Ketua PBNU KH Masdar F Mas’udi
dan Dr. Andi Jamaro Dulung datang ke acara tersebut.
Ketua umum terpilih Ali Maskur Musa mengklaim kedatangan kedua tokoh NU
tersebut merupakan bentuk perhatian dan harapan terhadap PKB yang
dipimpin oleh Gus Dur.
Pada pembukaan MLB versi Muhaimin yang diselenggarakan di Ancol Jum’at
(2/5), sejumlah pengurus PBNU juga hadir. Mereka di antaranya KH
Saifuddin Amsir (Rais Syuriyah), KH Said Agil Siradj (Ketua
Tanfidziyah), H Ahmad Bagja (Ketua Tanfidziyah) KH Masyhuri Naim (Rais
Syuriah), Dr. Endang Turmudzi (Sekretaris Jenderal), Taufiq R. Abdullah
(Wakil Sekretaris Jenderal), Anas Thahir (Wakil Sekretaris Jenderal),
dan Saiful Bahri Ansori (Wakil Sekretaris Jenderal).
Menurut Endang Turmudzi, Doktor lulusan Australia ini menjelaskan berdasarkan riset yang
dilakukan untuk disertasinya tentang hubungan kiai dan masyarakat,
Diketahui bahwa afiliasi masyarakat di bawah kepada kiai atau tokoh
panutannya. Jika para tokohnya terpecah belah, tentu suara masyarakat
juga akan terpecah mengikuti pimpinannya. “Orang di bawah bukan memilih
partai, tetapi mengikuti anjuran figur,” ujarnya. (diolah dari NU online).
Posting Komentar