Oleh: Redaksi
Masyarakat Cirebon kembali melakukan demonstrasi terkait masalah Front Pembela Islam (FPI). Sekitar 1000 orang berdemonstrasi menuntut FPI dibubarkan di dalam barisan itu terdapat salah satu kyai Buntet.
"Saya memang datang ikut berdemo menuntut agar FPI dibubarkan". Ungkap Kang Babas sapaan akrab KH. Abbas Bil Yakhsy. Kang Babas bersama massa yang mengatasnamakan Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Cirebon ini jumlahnya kira-kira 1000 orang melakukan aksi demo di depan kantor Polres Cirebon, Kamis siang tadi (5/6)
Mereka melakukan longmarch dari Polres Cirebon ke Kantor DPRD sejauh 1 kilometer. Di 'rumah' anggota dewan ini, massa diterima seorang anggota Dewan dari FPDIP Andi Wiyono. Andi pun sempat memberikan orasi di depan massa mendukung penuntasan kasus bentrokan di Monas.
Dalam aksi ini, seperti juga okezone mengulas, massa mengeluarkan lima tuntutan yang dibacakan H Abbas Bil Yakhsy putera Kyai Fuad Hasyim.
Lima tuntutannya yaitu, mempertahankan pancasila, bubarkan FPI dan semua pihak yang mengancam Pancasila, tangkap dan adili segera pimpinan FPI dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tolak kekerasan atas nama agama, adili segera pelaku kekerasan di Monas.
Di tempat terpisah, setelah berdemo, Kyai Babas menuturkan kepada redaksi bahwa katanya, seluruh komponen masyarakat Cirebon dan dan organisasi ke-NU-an Cirebon (Kab dan Kodya), serta kepolisian Cirebon, mendukung upaya pembubaran FPI, dan mendesak agar FPI segera membubarkan diri."
Selain komponen masyarakat tersebut, menurut klaim Kyai Babas, dukungan agar FPI dibubarkan juga datang dari kalangan DPR kota Cirebon. Bahkan menurutnya, DPR itu bersedia membuat perda pelarangan FPI dan aliran wahabiyah berkembang di Cirebon, karena pimpinan FPI dianggap telah menyesatkan umat islam dengan mengatasnamakan jihad dan mati syahid, bagi mereka." Papar fungsionaris PKB Jawa Barat ini.
Padahal menurutnya, "jika doktrin mati syahid dan mengatasnamakan jihad tapi memerangi umat sendiri, itu merupakan kefasikan dan kekufuran jadi tidak bisa disebut jihad atau mati syahid." Pungkasnya.
Sikap Buntet
Di tempat terpisah, KH. Adib Rofiuddin, pimpinan Yayasan Lembaga Pendidikan Buntet Pesantren menyatakan bahwa sikap Buntet Pesantren itu sudah jelas seperti dengan Nu dimana Buntet mengutuk setiap tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan kemarin di Senayan. "Namun karena tidak semua warga Nu itu mengerti hal seperti ini.
Namun demikian, menurut Kyai Adib, seperti juga dikemukakan pada wartawan televisi, Buntet dan NU sikapnya sama menyerahkan masalah pembubaran FPI ini kepada pemerintah. Sebab wewenang itu adanya di sana.
"Apa yang dilakuakn oleh kyai Buntet seperti H. Abbas Bil Yakhsy itu bukan mengatasnamakan institusi Buntet, tetapi karena beliau itu adalah fungsionaris dari Partai Kebangkitan Bangsa." Jelasnya saat dihubungi redaksi.
Lebih lanjut Kyai Adib berpesan kepada warga NU agar tidak ikut terpancing memperkeruh suasana. Karena dikhawatirkan konflik itu semakin berkembang. Sebagai warga NU sperti dikatakan KH. Hasyim Muzadi agar kita berada di tengah-tengah tidak memihak ke sana dan kemari. (Yazid)
Dalam aksi ini, seperti juga okezone mengulas, massa mengeluarkan lima tuntutan yang dibacakan H Abbas Bil Yakhsy putera Kyai Fuad Hasyim.
Lima tuntutannya yaitu, mempertahankan pancasila, bubarkan FPI dan semua pihak yang mengancam Pancasila, tangkap dan adili segera pimpinan FPI dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tolak kekerasan atas nama agama, adili segera pelaku kekerasan di Monas.
Di tempat terpisah, setelah berdemo, Kyai Babas menuturkan kepada redaksi bahwa katanya, seluruh komponen masyarakat Cirebon dan dan organisasi ke-NU-an Cirebon (Kab dan Kodya), serta kepolisian Cirebon, mendukung upaya pembubaran FPI, dan mendesak agar FPI segera membubarkan diri."
Selain komponen masyarakat tersebut, menurut klaim Kyai Babas, dukungan agar FPI dibubarkan juga datang dari kalangan DPR kota Cirebon. Bahkan menurutnya, DPR itu bersedia membuat perda pelarangan FPI dan aliran wahabiyah berkembang di Cirebon, karena pimpinan FPI dianggap telah menyesatkan umat islam dengan mengatasnamakan jihad dan mati syahid, bagi mereka." Papar fungsionaris PKB Jawa Barat ini.
Padahal menurutnya, "jika doktrin mati syahid dan mengatasnamakan jihad tapi memerangi umat sendiri, itu merupakan kefasikan dan kekufuran jadi tidak bisa disebut jihad atau mati syahid." Pungkasnya.
Sikap Buntet
Di tempat terpisah, KH. Adib Rofiuddin, pimpinan Yayasan Lembaga Pendidikan Buntet Pesantren menyatakan bahwa sikap Buntet Pesantren itu sudah jelas seperti dengan Nu dimana Buntet mengutuk setiap tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan kemarin di Senayan. "Namun karena tidak semua warga Nu itu mengerti hal seperti ini.
Namun demikian, menurut Kyai Adib, seperti juga dikemukakan pada wartawan televisi, Buntet dan NU sikapnya sama menyerahkan masalah pembubaran FPI ini kepada pemerintah. Sebab wewenang itu adanya di sana.
"Apa yang dilakuakn oleh kyai Buntet seperti H. Abbas Bil Yakhsy itu bukan mengatasnamakan institusi Buntet, tetapi karena beliau itu adalah fungsionaris dari Partai Kebangkitan Bangsa." Jelasnya saat dihubungi redaksi.
Lebih lanjut Kyai Adib berpesan kepada warga NU agar tidak ikut terpancing memperkeruh suasana. Karena dikhawatirkan konflik itu semakin berkembang. Sebagai warga NU sperti dikatakan KH. Hasyim Muzadi agar kita berada di tengah-tengah tidak memihak ke sana dan kemari. (Yazid)
Posting Komentar