Temanku pernah terpojokkan oleh pertanyaan teman kerjanya:”Eh….Nabimu yang kamu sanjung itu kayak siapa?. Kalau Tuhanku Yesus khan ada gambarnya. Jadi kami lebih mantap dan khusyu’ ketika menyembahnya”.
Suatu saat temanku tanya kepadaku tentang pertanyaan temannya yang sama-sama kerja di pabrik gula Semboro itu. “Wahai kiai, memang kenapa kok Nabi Muhammad tidak ada gambarnya. Kenapa kiai?”. Wah bikin PR juga orang ini, batin saya. Sebab kalau diterangkan secara global tentu tidak puas, maka perlu diterangkan secara rinci juga temanku ini.
Pertama-tama kujelaskan bahwa menggambar sesuatu yang bernyawa memang dilarang menurut agama. Banyak hadits Nabi yang menjelaskan larangan ini, sehingga para shahabat ketika melihat sebahagian tabi’in yang hobinya menggambar maka diarahkan agar menggambar pepohonan atau pemandangan alam saja. Maksudnya jangan menggambar binatang yang bernyawa.
Disisi lain, awal mula orang mulai musyrik menyembah berhala karena mereka sangat menyanjung salah seorang tokoh. Karena kelewat mengkultuskannya sehingga ketika sang tokoh tersebut wafat maka dibuatlah gambar orang tersebut di makamnya. Eh… lama-lama gambar tersebut disembahnya, maka musyriklah mereka
Kami tidak tahu apakah umat Kristiani juga begitu. Mereka sangat mengkultuskan Isa Al-Masih kemudian melukisnya, tahu-tahu akhirnya mereka menyembahnya dan menuhankannya. Padahal konon Al-Masih tidak pernah menyuruh umatnya agar menyembah Dia. Al-Masih hanya mengajak umatnya agar menyembah kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Esa.
Di Indonesia yang mayoritas muslim ini juga mau terkontaminasi tradisi ini. Sehingga banyak tokoh-tokoh legendaris yang dilukis photo-photonya kemudian dijual di banyak tempat terutama di kaki lima. Padahal gambar/photo itu belum bisa diyakini otentisitasnya. Contoh real yang banyak kita temui diantaranya:
1.Gambar Hadlrotus syeikh KH.Hasyim Asy’ari yang menghadap seperti pas photo (dengan wajah menghadap ke depan) ternyata jauh berbeda dengan photo beliau yang menghadap kesamping kanan. Memang konon photo yang seperti pas photo itu adalah hasil lukisan abstrak dari salah seorang pengagumnya yang mungkin pernah melihat sekilas wajahnya. Jadi bukan melukis photo karena konon beliau memang tidak senang diphoto. Sementara photo yang menoleh kesamping kanan adalah hasil dokumen pemerintah kolonial Belanda ketika mbah Hasyim dipanggil menghadap ke pengadilan kolonial.
2.Photo syaikhona Kholil Bangkalan yang konon orangnya sangat ganteng dengan bukti cucu-cucu beliau yang ganteng-ganteng sesuai keturunan genetiknya. Tetapi photo-photo beliau yang banyak dipajang di kaki lima sangat jauh berbeda dengan wajah asli beliau. Diceritakan bahwa ada salah seorang murid beliau yang dikaruniai usia panjang, ketika melihat gambar gurunya yang kurang ganteng itu maka dia berkomentar: “Lho… Ini bukan gambar syaikhona Kholil. Yang aku tau ada tetangga beliau yang wajahnya mirip seperti ini, namanya juga H. Kholil”. Owalah !.
3. Mirip kasus gambar syaikhona Kholil adalah gambar Syeikh Abd. Qodir al-Jilaniy. Gambar beliau yang dijual belikan di pingir-pingir jalan itu adalah gambar Abd. Qodir al-Jazairiy, seorang pahlawan nasional dari Aljazair ketika melawan kolonial Perancis atau Italia. Gambar di kamus Munjid cetakan yayasan katolik Lebanon itu rupanya diambil oleh salah seorang yang usil kemudian dicetak diperbesar dan digandakan dan ditulis dibawahnya Syeikh Abd.Qodir al-Jilaniy. Kasihan teman-teman ahli thoriqoh yang sama membeli gambar yang jelas-jelas dipalsukan itu. Memang nama al-Jilaniy dan al-Jazairiy itu berdampingan/berurutan di kamus Munjid.
4.Demikan juga gambar Imam Ghozali yang juga diambil dari kamus Munjid, itu adalah gambar fiktif, sebagaimana gambar fiksinya Buroq yang berbentuk kuda dengan kepala manusia perempuan yang berparas cantik, Konon itu rekayasa Yahudi!.
Dan masih banyak lagi gambar-gambar fiktif yang menjadi sumber rizkinya pedagang kaki lima, seperti gambar wali songo, 4 shahabat khulafa al-rasyidin dll. Sehingga Syeikh Muhammad bin Ismail Zein yang dari Makkah itu berkomentar: “Hanya gambar rosululloh saja yang orang Indonesia tidak (berani) melukisnya”.
SAKSI PHOTO
Pernah majlis kajian bahtsul masail di jam’iyah NU dan pesantren mendiskusikan gagasan bagaimana seandainya photo itu dijadikan saksi kriminal seperti zina dsb. Majlis dengan aklamasi tidak menyetujui gagasan itu. Sebab bagaimanapun juga yang menjadi saksi, khususnya zina, harus 4 orang lelaki yang adil. Walaupun kala itu photo nyaris sebagai bukti yang tidak bisa bohong atau dikamuflase/-direka-reka. Untung saja majlis memutuskan seperti itu. Sebab seandainya photo bisa dibuat saksi maka bagaimana dengan kondisi sekarang yang dengan canggih bisa mereka-reka photo sehingga di internet ada photo telanjang dengan wajah seorang seleberitis terkemuka.
GAMBAR YESUS
Bila gambar-gambar tokoh yang sering dipajang di dinding rumah-rumah orang muslim banyak bermasalah ternyata gambar-gambar idola di rumah-rumah orang nasrani juga bermasalah. Di masa Yesus belum ada photo atau pelukis yang benar-benar dipercaya. Gambar Yesus yang mereka kultuskan adalah hasil kesepakatan diantara mereka. Karena penganut terbesar orang nasrani adalah orang barat maka gambar Yesus pun mirip orang barat. Sementara ada gambar Yesus yang lain di kalangan orang Indian Amerika berbentuk lukisan mirip orang Indian yang berkulit merah, sebagaimana gambar Yesus dikalangan orang Negro juga mirip orang Negro dengan tampang yang berambut keriting, Maka teman saya, LS Syaukani Mokogintang yang mantan katolik membuat sayembara: “Barang siapa yang bisa membuktikan mana gambar Yesus yang asli akan dia beri hadiah 10 juta rupiah”. Wow !.
WALLAHU ‘ALAM BIS SHOWAB
Foto Yesus ala Indian
Foto Yesus ala Negro
Yesus ala Barat
dari MELURUSKAN REKAYASA GAMBAR BEBERAPA ULAMA’ YANG BEREDAR DI MASYARAKAT
sae tenan niku kyiai informasine
BalasHapussubhanallah
BalasHapusMenambah wawasan....
BalasHapusSimbah kulo murid yai jauhari generasi pertama ngajinya masih dilanggar pada zaman belanda/belum mendirikan pesantren....
Wualah .. aku baru mudeng
BalasHapusPosting Komentar