Assalamualaikum War, Wab.
Hi Adik - adik semua,
Sebetulnya
sih, saya sudah lama ingin mengirim berita dari London, tapi saya kira
web BuntetPesantren itu sudah tutup sama sekali. Yang terahir saya
mendapat berita, bahwa web Buntet Pesantren itu sudah tidak dilanjutkan
lagi, karena kekurangan biaya dan tidak ada yang mempunyai waktu lagi
untuk mengelolanya. Pada waktu itu, saya merasa kecewa sekali dengan
bubarnya web Buntet Pesantren itu, karena, paling tidak saya terasa
pulang di Buntet Pesantren, kampung saya lahir kalau membaca beritanya,
tapi mungkin itu saya being selfish saja. Tapi ya why not, saya kan
jarang sekali datang ke Buntet Pesantren, malah se ingat saya, selama
lebih dari 43 tahun saya di London, saya hanya sekali saja menyaksikan
Haul lagi di Buntet Pesantren, yaitu pertengahan tahun delapan puluhan.
Apakah
tidak mungkin, demi tidak terjadi kejadian serupa, yaitu penutupan
Situs Buntet Pesantren ini, menawarkan kepada perusahaan-perusahaan yang ada baik
di Cirebon sendiri atau dimana saja sekitar Indonesia. Untuk
mengandfertensikan (mempromosikan) perusahaannya di Situs Buntet Pesantren ini, dengan
harapan mereka bersedia membantu terus terbitnya Situs Buntet Pesantren
ini. Bukan kah Situs NU sendiri banyak dibantu oleh perusahaan-perusahaan, yang
mengadfertensikan perusahaannya pada penerbitan Situs NU. Yang punya
Facebook juga, hidup mewahnya itu dari hasil-hasil Advertensi yang ada di
Facebook.
Di London, ada evening
paper (koran yang terbitnya siang dan sore), namanya Evening Standard,
tadinya sih ada lagi yang namanya Evening News, tapi Evening News, sudah
lama bangkrut. Jadi sekarang yang masih ada itu Evening Standard saja
setahu saya, yang terbitnya siang itu. Evening Standard, terbit tiga
kali sehari, yaitu pagi jam 9, siang sekitar jam 1, dan sore sekitar jam
5. Beritanyapun beda diantara tiga penerbitan itu. Yang terbit pagi
beritanya, apa yang terjadi sampai hari itu sekitar jam 8, sedang yang
terbit siang juga begitu, beritanya apa yang terjadi ampai sekitar jam
12, disamping berita selanjutnya dari berita penerbitan yang pagi, dan
yang terbit sore juga begitu selanjutnya. Evening
Standard itu sekarang di beli orang Rusia yang kaya, dia memutuskan
bahwa koran Evening Standard itu tidak dijual lagi, tapi dikasihkan
gratis saja kepada pembacanya yang mau. Yang punya koran itu, sudah
banyak menerima uang, dari perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang mengadfertensikan
pada Evening Standard. Dari hasil uang dari perusahaan-perusahaan dan orang-orang yang
mengadfertensikan di Evening Standard itu, lebih dari cukup untuk
membayar gaji wartawan-wartawannya, juga biaya untuk memproduksi koran itu.
London
banyak mempunyai koran, baik koran-koran lokal (maksudnya yang beritanya
banyak mengenai yang terjadi di London saja), maupun koran-koran Nasional
(yang terbit untuk semua orang di Inggris Raya), malah ada juga koran-koran
International. Bagi saya koran yang biasa saya dan istri saya beli
sekarang adalah Dailly Mirror atau The Sun. Waktu saya baru datang di
Inggris dan beberapa tahun sesudahnya sih, koran yang suka saya beli
ialah The Guardian dan The Daily Telegraph, dan kadang-kadang juga The Times.
Tapi akhir-akhir ini, koran-koran seperti itu, terlalu banyak isinya yang untuk
saya kurang perlu membacanya dan juga bentuknya terlalu lebar, jadi bagi
saya susah untuk membacanya. Tidak seperti The Daily Mirror atau The
Sun, yang bentuknya kecilan meskipun tebal.
Dulunya,
koran-koran itu kebanyakan di produksi di Fleet Street. Jadi Fleet street
itu, terkenal di seluruh dunia sebagai tempat di produksinya berita,
baik untuk rakyat Inggris Raya sendiri, maupun untuk berita bagi rakyat
di seluruh dunia. Fleet Street itu terletak antara Charring Cross dan St
Paul. St Paul itu Gereja Anglican yang besar di London, yang sering
dipakai oleh pemerintah dan keluarga kerajaan untuk mengadakan slamatan.
Mungkin kakak adik-adik masih ingat waktu Princess Diana kawin dengan Prince
Charles, juga di adakan di St Paul. Gereja Anglican besar lainnya, yang
malah lebih sering dipergunakan pemerintah dan keluarga kerajaan, ialah
Gereja Westminster Abbey, itu mungkin karena letak Westminster Abbey,
dekat sekali dari gedung Parlemen dan Buckingham Palace.
Di
Inggris, sampai sekarang, wartawan dan orang-orang yang kerja di perusahaan
koran, di panggil Fleet Street men, meskipun sekarang ini perusahaan
koran itu sudah banyak piundah dari Fleet Street. Beberapa tahun yang
lalu, memang perusahaan koran sudah banyak pindah ke daerah yang baru
yang lebih luas dari Fleet Street, yaitu daerah baru namanya Canary Wharf. Sekarang
Canary Wharf itu menjadi daerah baru di London yang mahal untuk tinggal
disitu, karena rumah dan apartment di situ mahal sekali. Bukan hanya
perusahaan koran saja yang pindah kesana, tapi juga Bank-bank Inggris dan
Internatinal pun pindah kesana yang tadinya di daerah, yang terkenal
dengan nama London City.
Tahun
2013 yang akan habis ini, bagi keluarga saya di London, sebagai tahun
yang banyak peringatan manis bagi semua kelarga saya di London. Pada
hari-hari sebelum orang-orang Inggris yang Kristen meramaikan hari natal, adik
istri saya kedua yang terkecil, Miriam Dunggio baserta suaminya Dokter
Mohammad Isa Parri dan dua anaknya, berholiday ke London untuk beberapa
hari, dan malah mereka sempat pergi ke Belanda dan Paris. Dengan
sendirinya, istri saya dan saya pun senang sekali, atas kedatangan
saudara sendiri dari Indonesia. Mereka tinggal dengan kami selamna 3
minggu, dan untungnya pada hari-hari selama mereka di London, tidak
seharipun turun salju yang lebat, tapi tetap dingin sekali. Menurut
saya, kalau mau ke London untuk holiday, janganlah datang antara bulan
November sampai bulan awal Maret, kecuali kalau ingin merasakan
dinginnya London di musim dingin. Yang baik untuk datang ke London
adalah bulan April sampai awal September, Insya Allah, pada bulan itu
tidak begitu dingin.
Karena Saudara
Isa Parri itu juga supporter of sport, maka dia di antar oleh anak saya
Bayu, untuk melihat stadium-stadium sport yang juga terkenal di Indonesia,
seperti gedung sepak bola Arsenal dan Chelsea. Juga gedung olah raga
tennis di Wimbledon, yang tiap tahun diadakan kejuaraan Inggris Terbuka
Tennis, yang terkenal seluruh dunia, di mana pemain-pemain tennis terbaik di
Dunia merebutkan kejuaraan itu. Hadiah uangnya pun banyak sekali untuk
yang jadi juara. Tahun 2013 ini, untuk juara single tennis di Wimbledon,
mendapat 1 setengah juta pounds lebih, baik juara perempuan atau laki-laki.
Bayangkan kalau sekarang 1 pound itu sama dengan lebih dari 18000
rupiah. Untuk yang kalah di round pertama saja dapat hadiah 23500
pounds. Sedang menjadi juara badminton, barang kali dapatnya sama dengan
pemain tennis yang kalah di round pertama tennis di Wimbledon.
Pada
awal bulan Mei adik istri saya yang ke tiga, Masni Dunggio SH, juga
datang menengok rumah saya yang kecil di London. Dia juga tinggal
bersama kami selama 4 minggu, yah lumayan lama untuk sedikit
menghilangkan rindu kami kepada keluarga pada khususnya dan Indoneesia
pada umumnya. Masni datang ke London dengan Silk Airline dari Manado,
terus ganti Singapore Airline dari Singapore ke London, pulangnyapun
begitu juga, dari London menumpang Singapore Airline, dan dari Singapore
menumpang Silk Airline. jadi tidak mampir ke Jakarta sama sekali.
Lalu
pada akhir bulan puasa, anak saya yang pertama, Buyung Nahdi
Sastraprawira, well, anaknya Mang Din (KH. Nahduddin Abbas / Sesepuh Buntet Pesantren) sebenarnya sih (tapi waktu kecilnya
dia itu saya yang nyebokin dan mengganti pakaiannya), datang ke London
beserta istri dan dua anaknya. Dia datang ke London, yang seterusnya
mereka ke Perancis untuk katanya berkumpulan dengan Rabets family
(Rabets itu nama family ibu Buyung) yang dari Perancis. Katanya,
keluarganya mengadakan perkumpulan dengan keluarganya yang tersebar di
mana-mana. Setelah selesai, Buyung dan keluarga juga kembali, malah ikut
lebaran di rumah duta Indonesia London, yang bagi Buyung juga sebagai
kenangan memori waktu dia kecil tiap tahun berlebaran di rumah duta
Indonesia, Jadi bagi saya, tahun 2013 itu banyak yang membikin keluarga
saya senang. Mudah-mudahan, tahun yang akan datang juga akan membawa
kesenangan untuk kita semua.
Sementara
sekian dulu, lain waktu saya akan sambung. Tidak lupa saya meminta doa
dari adik-adik semua untuk well being saya sekeluarga, juga mohon di doakan
mudah-mudahan saya sempat mengikuti Haul di Buntet Pesantren, yang saya sudah
terlalu lama sekali tidak menyaksikan.
Wassalamualaikum War Wab.
Ghozy Mudjahid
Kami sangat berharap sekali mang ghozy bisa ikut ber"haul"an lagi, yang jelas haul sekarang sudah jauh berbeda dari haul pertengahan tahun 80 an, maksud saya "kemasannya (packaging)" yang berbeda, kalo semangat dan contennya insyaallah tidak banyak berubah. senang sekali bisa membaca kabar dari london mang, mungkin sekali2 karina atau bayu juga perlu menulis disini mang....
BalasHapusMuga-muga selalu diberikan kesehatan serta bisa datang di Buntet dalam acara haul. senang sekali membaca berita dari Londong versi wong Buntet, namun sayang tidak ada cerita coklat yang disenangi oleh Queen dan Kinan...
BalasHapusIya, setuju dengan kang Mhammad Mustahdi, mudah2an Bayu dan Karina juga bisa menulis untuk web Buntet. Bayu dan Karina bisa menulis apa saja, setidaknya bercerita tentang London tapi rasa Indonesia dan Buntet
Mang Ghozy, Assalamu'alaikum warhmatullahi wabarakatuh...
BalasHapusAlhamdulillah bisa liat foto mang Ghozy yang dikenal hanya lewat cerita...pripun sehat tah.. Mang.
Alhamdulillah, kapan bisa pulang ke buntet atau anak2 bisa ke buntet...? pengen juga silaturahmi...
O.k Mang...ditunggu kabar dari London dan salam Baktos ngangge Mang Dien...
Wassalam
Udhien
Posting Komentar