Santri yang telah mendapatkan posisi terbaik di tingkatannya, perlu
untuk kembali turun dan mengajak adik-adiknya untuk naik bersama ke
tingkatannya atau bahkan lebih tinggi darinya. Tak kalah dengan masyarakat
lainnya, beberapa santri Buntet Pesantren telah membuktikan dirinya mampu
bersaing di tingkat nasional dan internasional. Kemampuannya ini jangan
dibiarkan hanya dimiliki sendiri, ini perlu ditularkan oleh rekan-rekan santri
yang lain agar semangat kompetitif itu tertanam dalam jiwa mereka sehingga
mereka menjadi santri yang siap bersaing di tengah masyarakat global. Tentu
dengan persaingan yang sportif dan kreatif.
Puti Hasni menjadi salah satu alumni Buntet Pesantren yang saat ini
namanya dikenal oleh pelajar putri NU se-Nusantara. Dalam tiga tahun ke depan,
ia duduk sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
(2015-2018). Tiga tahun menimba ilmu di Buntet Pesantren saat ia duduk di
bangku Madrasa Tsanawiyah NU Putri Buntet Pesantren tak membuatnya putus
hubungan dengan keluarga dan santri Buntet Pesantren. Bahkan keluarga Buntet
dan rekan-rekannya semasa di pesantren bersinergi bersama mengantarkannya di
pucuk pimpinan pelajar putri NU.
Selain Puti, Buntet Pesantren juga melahirkan seorang alumninya
menjadi delegasi dalam konferensi pemuda internasional di berbagai negara,
seperti Macau, Tiongkok; Seoul, Korea Selatan; dan Manila, Filipina. Dia
November tahun lalu baru saja menyelesaikan studi strata satunya di Jurusan
Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kang
Faisal, begitu saya memanggilnya.
Sebagai mahasiswa, ia sangat mandiri karena di tengah padatnya
jadwal kuliah dan mengerjakan tugas, ia bekerja dan memulai usaha di berbagai
bidang, dari travel, lembaga kursus, wartawan, dan sebagainya. Bahkan kemampuan
bahasa Inggrisnya dan pengetahuan umumnya yang cukup luar biasa mengantarkan ia
mengunjungi berbagai negara di Asia.
Dua alumni Buntet Pesantren ini akan hadir pada Talk Show
yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Buntet Pesantren Cirebon (FORSILA
BPC) Jakarta Raya nanti pada hari Sabtu, 30 Januari 2016, di halaman Akademi
Perawatan (Akper) Buntet Pesantren Cirebon. Mereka akan berbagi pengalaman
bagaimana berorganisasi dan berprestasi di kancah nasional dan internasional.
Selain itu, akan hadir juga Deni Nurul Fajri. Beliau merupakan
alumni Akademi Perawatan Buntet Pesantren Cirebon yang pernah menjadi perawat
terbaik. Kegiatan ini akan dimoderatori oleh Aaf Iffatunnafsi, seorang aktifis
FORSILA BPC Jakarta Raya yang kini telah mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM)
Al-Huriyyah Buntet Pesantren Cirebon.
Muhammad
Syakir Niamillah Fiza
Sekretaris
Umum FORSILA BPC Jakarta Raya
Posting Komentar