Di penutup 2016, Ikatan
Keluarga Alumni Buntet (Iklab) Pesantren Cirebon mengadakan Family Gathering di Hotel Harper,
Bungursari, Purwakarta, Sabtu
(31/12).
Selain liburan dan
merayakan pergantian tahun, kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai refleksi
serta evaluasi organisasi legal-formal yang berada di bawah naungan Yayasan
Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon itu.
Karena tidak
memungkinkan untuk melaksanakan rangkaian acara di hotel, maka seluruh
rangkaian itu dialihkan ke kediaman Castono.
Di rumah lurah Bungursari itulah diadakan pembacaan tahlil, marhabanan, dan
khotmil quran ala Buntet Pesantren dengan sukacita demi mengharap keberkahan
Nabi dan salafu al-salih. Setelahnya, dibuka forum diskusi untuk membahas masa depan Iklab.
Hal pertama yang
dibahas adalah soal penentuan waktu Temu Gagas Nasional. Sebab masa
kepemimpinan Masrur Ainun Najih, selaku Ketua Umum Iklab sudah berakhir di
Desember 2016. Kemudian, dia memberikan kesempatan kepada para alumni yang
hadir untuk memberi saran mengenai keberlangsungan permusyawaratan tertinggi
itu.
“Periode saya sudah
berakhir di bulan ini. Untuk pelaksanaan Temu Gagas Nasional, pengurus
sebenarnya sudah menentukan waktunya, yakni April 2017. Tapi, soal tanggal,
saya serahkan ke bapak ibu untuk memberikan saran. Mengingat haul terselenggara
pada 15 April 2017, maka Temu Gagas itu harus dilaksanakan sebelum haul,” kata
Masrur.
Dia menambahkan,
kemungkinan besar Temu Gagas Nasional berlangsung sekitar dua hari. Untuk
menghindari beragam hal yang tidak diinginkan, kegiatan tersebut dijadikan
sebagai rentetan acara haul. Kepengurusan baru, nantinya diumumkan pada saat
acara puncak di Masjid Agung Buntet Pesantren Cirebon.
Selain pembahasan
mengenai Temu Gagas, terdapat pula kritik dan saran demi kemajuan organisasi
dideklarasikan pada 26 Desember 2014 itu. Pertama, proses regenerasi yang
kurang optimal. Kedua, stigma yang menyatakan bahwa Iklab hanya didominasi kaum
tua. Ketiga, soal pemublikasian berbagai kegiatan yang kurang mengikuti
perkembangan teknologi. Keempat, sikap primordial sebagian besar santri dan
alumni.
Karenanya, untuk
menyampaikan gagasan dan tujuan Iklab dibutuhkan pengabaran melalui media
digital, seperti website resmi atau berbagai media sosial yang ada. Maka, pengurus diharapkan agar
memberikan kesempatan bagi alumni yang memiliki potensi dalam hal komunikasi
dan informasi digital. Dari situ, akan membentuk dan membangun citra bahwa
Iklab menanungi alumni dari semua kalangan, bukan hanya orang tua bahkan
meniadakan yang masih muda.
Dalam kegiatan Family Gathering Iklab itu KH Ali Maufur
hadir sebagai perwakilan dari masyayikh yang
berhalangan hadir. Secara keorganisasian, Dewan Penasihat adalah para Kiai dan
pengurus YLPI Buntet Pesantren Cirebon.
(Aru/Syakirnf)
kalau alumni asrama Syubaniyyah Islamiyyah boleh bergabung?
BalasHapuskalau alumni asrama Syubaniyyah Islamiyyah boleh bergabung?
BalasHapusPosting Komentar