Para peserta Matsama di kediaman KH Abdul Hamid Anas, Senin (17/7/2017)


Di hari terakhir Masa Taaruf Siswa Madrasah (Matsama) 2017 Buntet Pesantren, Senin (17/7/2017),  para peserta diajak sowan ke para kiai sepuh. Di antaranya pada KH Abdul Hamid Anas. Ia berpesan pada para peserta Matsama agar jangan sampai mengkhianati Allah swt. dan Rasulullah saw.

Putra bungsu KH Anas Abdul Jamil itu menjelaskan, bahwa menuntut ilmu itu suatu keharusan. Jika enggan melaksanakannya, berarti berkhianat pada Allah dan Nabi.

“Rasulullah menyampaikan, bahwa menuntut ilmu iku wajib kanggo muslimin dan muslimat. Jika ada yang enggan belajar, berarti khianat kepada Rasulullah,” ujarnya.

Lain halnya dengan KH Amiruddin Abkari. Ia berpesan agar para santri baru itu betah. Menurutnya, ingat orang tua pada mula tinggal di pesantren itu hal yang wajar.

“Harus betah. Ingat orang tua saat awal-awal sih wajar,” ujarnya.

Lebih lanjut, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, itu berpesan agar santri dapat tinggal di pondok selama tiga tahun tanpa pulang. Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat Pendiri Pondok Buntet Pesantren Mbah KH Muqoyyim pernah berpuasa selama tiga tahun untuk para santri Buntet Pesantren.

“Mbah Muqoyyim khusus memuasai santri Buntet Pesantren selama tiga tahun. Oleh karena itu, santri Buntet lebih baik jika tiga tahun tidak pulang supaya dapat berkahnya Buntet dan Mbah Muqoyyim,” harapnya.

Sebelum sowan, dua hari pertama, Sabtu-Minggu (15-16/7/2017), para peserta Matsama dikenalkan dengan berbagai materi, seperti keaswajaan, ke-NU-an, dan kebuntetan. Selain itu, mereka juga dibekali dengan materi tentang tantangan pelajar saat ini menghadapi radikalisme dan terorisme. Para siswa baru juga dikenalkan dengan organisasi ekstrakurikuler di madrasah masing-masing.

(Syakirnf)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama