KH Abdul Mufti Umar (97)


Beberapa kali KH Abdul Mufti Umar terkepung Belanda. Secara logika, ia tak bisa ke mana-mana sebab begitu rapatnya barisan kompeni itu. Tetapi, ia tak pusing dengan keadaan tersebut.

“Jangan lari!” pinta tentara Belanda.

Kiai Uti, panggilan akrab KH Abdul Mufti Umar, pun tidak lari. Ia mengikuti perintah tentara musuh tersebut. Ia keluar pun Belanda tidak akan mengetahuinya.

“Tidak usah lari lagi, keluar pun mana ada yang tahu,” ujarnya saat ditemui pada Selasa (11/7/2017).
Ia pun melafalkan ayat Alquran surat al-An’am ayat 103 berikut.

لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ (الانعام: 103)
 Laa tudriku al-absharu wa huwa yudriku al-absharu wa huwa al-Lathif al-Khabir

Setelah membaca ayat tersebut, menantu KH Yusuf Abdul Mu'ti itu pun mengembuskannya ke arah tentara Belanda itu. “puss,” ujarnya sembari mulutnya mencontohkan cara mengembuskannya.

Menurutnya, seberapapun rapatnya barisan itu akan tetap mudah terlewati. “Seberapapun rapatnya, tetap saja bisa keluar,” ujarnya.

Selain terkepung, kiai yang tinggal di Desa Astanajapura itu juga pernah dibangunkan Belanda saat tertidur. Bersama rekannya, ia berjalan keluar. Ia pun meminta rekannya untuk membaca selawat dan pegangan bajunya.

Ia pun menyebutkan beberapa tempat yang pernah ia lalui dengan yang ia sebut ilmu siluman tersebut, yakni di Sumba Keling, Kalisapu, dan Lemah Putih dekat Gunung Cakrabuana.

Ilmu siluman yang dimaksud tentu saja bukan ilmu hitam, melainkan ilmu berdasar ayat Al-Quran atas ijazah dari kiai yang dapat membuatnya tidak terlihat oleh mata musuh.

(Syakirnf)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama