Lembaga
Falakiyyah Buntet Pesantren melaksanakan observasi gerhana bulan parsial, Senin-Selasa
(7-8/8/2017) di halaman Masjid Agung Buntet Pesantren. Kegiatan ini diikuti oleh
puluhan santri Buntet Pesantren dari berbagai pondok dan sekolah.
Pengamatan
terhadap fenomena alam tersebut dibimbing langsung oleh Ketua Bidang Hisab dan
Rukyat Lembaga Falakiyyah Buntet Pesantren Muhammad Abudzar Al-Ghiffari. Menurutnya,
gerhana bulan ini bukan seperti yang dimitoska, bahwa sebagiannya dimakan oleh
makhluk halus. Tetapi, gerhana merupakan peristiwa alamiah karena kesejajaran
antara matahari, bumi, dan bulan.
“Ini
fenomena alam, di mana posisi bulan, bumi, dan matahari itu sejajar,” terangnya
kepada para santri.
Guru
Ilmu Falak MANU Putra Buntet Pesantren itu juga memberikan gambaran posisi
ketiganya dengan menggunakan globe. Posisi bumi berada di tengah-tengah
matahari dan bulan. Karena posisi bulan terhalang sebagiannya oleh bumi dari
cahaya matahari, maka bagian tersebut gelap, tidak terkena cahaya matahari.
Meski
gerhana ini terjadi pada tengah malam, para santri terlihat antusias mengikuti
jalannya observasi ini. Beberapa di antaranya aktif bertanya dan . Para santri
juga bergantian menikmati peristiwa tersebut dengan menggunakan teleskop.
Ditanya
opininya tentang kegiatan tersebut, Yusuf Mulyadi sangat mengapresiasi. Menurutnya,
kegiatan tersebut sangat bagus karena siswa butuh observasi sebagai praktik
atas ilmu yang telah dipelajari.
“Kegiatan
ini sangat bagus. Siswa itu butuhlah yang namanya observasi dalam mengamati
sesuatu. Karena setiap keilmuan juga harus dipraktikkan.,” ujar siswa kelas XII
Syariah MA NU Putra.
Kegiatan
ini sangat berkesan bagi Ibnu Muzakki. Siswa MANU Putra asal Sumatera Selatan
itu baru pertama kali melihat gerhana bulan.
Usai
observasi, para peserta kegiatan tersebut juga mengikuti kegiatan salat gerhana
bulan (khusuf al-qamar) di Masjid Agung Buntet Pesantren yang diimami
oleh Ust. Bahrul.
(Syakirnf)
Posting Komentar