KH Salman Al-Farisi, Ust Zidni Ilman NZ, Ust Luthfi Yusuf NZ, dan Muhammad Yusuf (kiri ke kanan) |
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Forum Kajian Kitab Kuning
(FK3) MAN 3 Kabupaten Cirebon menggelar seminar dengan tema Santri vs PKI,
Minggu (22/10/2017). Kegiatan tersebut menghadirkan dua pembicara sekaligus, yakni Ust. R. Zidni Ilman NZ dan KH Salman Al-Farisi.
Dalam presentasinya, Intelektual muda Buntet Pesantren Ust R. Zidni Ilman membedakan komunis dan komunisme. "Jangan disamakan
antara komunis dan komunisme. Kalau komunisme itu sebenarnya mengajak kebaikan
dengan prinsip-prinsip kebersamaannya, tetapi dalam perkembangannya
disalahartikan sehingga orang-orang komunis cenderung angkuh, keras dan tidak
mau kalah, serta ingin mementingkan diri sendiri.”
“Kalau tidak sesuai dengan mereka maka harus ditumpas dan dibunuh,"
lanjut pria yang akrab disapa Kang Zidni tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Kepesantrenan YLPI Buntet
Pesantren KH Salman Alfarisi dalam pemaparannya menjelaskan tentang sikap NU dalam
pembrontakan PKI. "NU atau santri sangat berperan dan menjadi garda
terdepan dalam menumpas pemberontakan tersebut.”
“Namun NU atau santri tidak pernah memusuhi atau membenci
keturunan-keturunan PKI. Bahkan malah merangkulnya karena kalau kita memusuhi
mereka sama saja kita melanggar hak asasinya," lanjutnya.
Acara yang digagas oleh Pembina FK-3 MAN 3 Kabupaten Cirebon Ust. Luthfi Yusuf NZ itu mendapatkan respon positif dari santri. "Acaranya
sangat bagus karena menambah wawasan kita. Semoga acara-acara seperti ini bisa
dilanjut terus karena sangat bermnfaat bagi kita yg haus akan ilmu pengetahuan,"
kata salah satu peserta seminar.
Posting Komentar