Sarasehan bersama para anggota yang lebih dulu
menjadi momen penting dalam pelaksanaan Masa Taaruf dan Silaturahim Anggota
(Matasila) 2017 Forum Silaturahim Buntet Pesantren Cirebon (Forsila BPC) Jakarta Raya di Pondok Pesantren Inggris Assalam,
Bogor, Sabtu, (25/11/2017).
Perjalanan Forsila sejak awal pendirian pada tahun 2004 hingga saat
ini dibahas tuntas oleh dewan pembina yang turut hadir pada kegiatan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Kang Sofi
Mubarok menyampaikan, bahwa organisasi Forsila tidak memberikan hal apapun
kepada para anggotanya, kecuali keberkahan. Oleh karenanya, Staf Ahli Kementerian Agama itu meminta kepada seluruh anggota, agar senantiasa bertawassul saban
usai salat lima waktu.
Organisasi ini juga resmi secara
kelembagaan di bawah payung hukum Kementerian Hukum. Kang Amin, Ketua Forsila
2007-2009, sudah membuat akta notaris organisasi. Pembuatan akta notaris
tersebut merupakan keberkahan organisasi karena Forsila adalah organisasi
pertama yang menyambut kehadiran KH Nahduddin Royandi Abbas pulang dari London,
Inggris, setelah menjadi Sesepuh Pondok Buntet Pesantren.
Berdua bersama rekannya, Kang Sofi,
ia memfasilitasi warga dan alumni Buntet Pesantren untuk menjalin silaturahim
dengan Mbah Din, di Ciputat, pada tahun 2008.
Dari situlah, Mbah Din meminta salah
satu alumni yang sudah sukses di bidangnya untuk memfasilitasi pembuatan akta
notaris Forsila BPC Jakarta Raya sebagai organisasi yang legal.
Oleh karena itu, ia meminta kepada
pengurus Forsila saat ini, agar memanfaatkan hal tersebut untuk
kegiatan-kegiatan yang positif.
“Saya minta itu (akta notaris) untuk dimanfaatkan
sebaik-baiknya,” katanya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Pembina UKM Bahasa Flat
UIN Jakarta Faliqul Isbah, Pengusaha Muda Dedi Muhadi, Ketua Forsila 2014-2015
Fabi Kriyan, dan Ketua Forsila 2015-2016 Ade Syamsul Falah.
Selain sarasehan, kegiatan yang diikuti oleh 25 anggota baru itu juga diisi materi-materi seputar keorganisasian, malam pentas seni, dan out bound.
Syakirnf
Posting Komentar