![]() |
KH M Ridwan Sururi di Makbarah Gajah Ngambung usai Tahlil Umum Haul Buntet 2018, Sabtu (7/4) |
Kebejadan akhlak masih saja merajalela. Kriminalitas tak juga
menurun intensitasnya. Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Kedung Banteng, Purwokerto,
KH Ridwan Sururi menuturkan salah satu faktornya adalah kesalahan dari orang
tua yang tidak meminta anak saleh.
Ia mengisahkan banyak muda-mudi yang kecanduan minuman keras,
narkoba, dan narkotika. Pengaruh minuman yang memabukkan itu membawa bocah usia
13 tahun memerkosa nenek usia 80 tahun.
Oleh karena itu, saat mengawali pengajiannya, ia mengajak ribuan
hadirin yang memadati halaman Masjid Agung Pondok Buntet Pesantren, Cirebon,
Jawa Barat, pada Sabtu (7/4/2018) malam, untuk berdoa bersama meminta anak
saleh, “Rabbi hab li min asshalihin (Tuhanku, berilah aku keturunan yang
saleh-saleh),” katanya pada pengajian umum dalam rangka Haul Almarhumin Sesepuh
dan Warga Pondok Buntet Pesantren itu.
Kiai yang juga alumni Pondok Buntet Pesantren itu mengijazahkan doa
tersebut agar setidaknya dibaca tiga kali setelah salat lima waktu. “Lebih
banyak, lebih baik,” katanya.
Doa yang ia ijazahkan merupakan doanya Nabi Ibrahim as. Ia mengingatkan
agar hal doa itu terus dibaca mengingat seorang nabi yang mendapat predikat
ulul azmi dan kekasih Allah saja masih memohon doa untuk diberikan keturunan
yang saleh.
Ketidakmampuan orang tua dalam mendidik anaknya adalah salah satu
faktor yang menyebabkan anak lalai sehingga melakukan berbagai perbuatan yang
dilarang oleh syariat. Makanya, ia berpesan kepada para orang tua agar
menitipkan anaknya kepada pesantren, jika tidak mampu mendidiknya sendiri.
Kiai Sururi mengatakan jika saleh mau jadi apa saja itu baik.
Petani saleh, tentu saja baik karena tidak akan meninggalkan kewajibannya untuk
menzakatkan hasil panennya. Pejabat saleh, baik karena tidak bakal korupsi atau
menerima suap, dan sebagainya.
Orang saleh, katanya, pasti benar dan selamat. Keselamatan itu buah
doa orang-orang yang menjalankan ibadah shalat. “Sebab orang saleh selalu
diberi salam oleh orang-orang salat,” katanya.
Ia lalu menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw tidak lupa akan
semua umatnya, khususnya orang-orang
saleh. Dalam percakapannya dengan Allah swt pada saat mi’raj, Nabi mendapat salam
dari Allah. Ia pun menjawabnya dengan assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadi llahi
al-shalihin, keselamatan bagi kami dan bagi hamba-hamba Allah yang saleh. Percakapan
Nabi dan Allah itulah yang menjadi bacaan tasyahud dalam shalat.
(Syakir NF)
Posting Komentar