KH Muhammad Abbas Billy Yachsyi Fuad Hasyim (sumber: Detik.com) |
Sekelompok masyarakat yang pernah mengikuti demo pada Jumat, 2
Desember 2016, lalu akan kembali berkumpul di tanggal yang sama setelah dua
tahun peristiwa itu berlalu. Mereka bakal menggelar reuni 212.
KH Muhammad Abbas Billy Yachsyi Fuad Hasyim, salah satu pengasuh Pondok Buntet Pesantren, meminta kepada seluruh
masyarakat agar tidak mengikuti kegiatan tersebut. “Mengimbau untuk tidak
melibatkan diri dalam gerakan 212 karena
gerakan tersebut tidak murni agama dan sarat bersifat politik,” katanya di kediamannya, Buntet Pesantren, Astanjapura, Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu
(1/12).
Kiai Babas, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa di dalam gerakan
tersebut terdapat kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Bahkan, lanjutnya,
ada juga kepentingan-kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan agama dan
mengeksplorasi simbol-simbol keagamaan kita agama Islam.
Kiai yang menamatkan studi sarjana dan magisternya di India itu
menjelaskan bahwa kelompok tersebut terdiri dari individu-individu yang
memiliki ideologi yang sangat membahayakan dan ideologi yang menghalalkan
segala cara. Mereka juga, katanya, menghujat, memfitnah, dan mengadu domba sesama
umat Islam, bahkan menjelek-jelekkan para kiai. Tak cukup sampai di situ,
mereka juga menghujat dan membenci simbol-simbol negara kita yang kita cintai,
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karenanya, ia mengingatkan cukup Syria, Yaman, dan Irak yang
hancur karena ideologi tersebut. Cukup Libya, lanjutnya, yang menjadi negara
gagal dan hancur gara-gara aksi dan makar mereka mengatasnamakan agama.
“Maka kita sebagai rakyat Indonesia pada umumnya dari Sabang sampai
Merauke dan umat Islam khususnya, mari kita bersatu, tanamkan ukhuwah
Islamiyah, jaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia,” tegasnya.
Jangan sampai, imbuhnya, negara dan agama yang kita cintai ini
dihancurkan untuk kesekian kalinya oleh gerakan-gerakan seperti itu. “Seluruh
rakyat Indonesia harus bersatu
(Syakir NF)
Posting Komentar