Perjalanan satu malam Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan diteruskan hingga ke Sidratul Muntaha tentu ada hal pokoknya. Abah KH Hasanuddin Kriyani, salah satu pengasuh Pondok Buntet Pesantren, mengungkapkan bahwa inti perjalanan yang disebut sebagai Isra Mi'raj itu adalah diwajibkannya shalat lima waktu.

"Rajaban itu intinya adalah shalat," kata Abah Hasan saat memberikan mauidzah hasanah pada khataman pengajian kitab Qissatul Mi'raj di Masjid Agung Buntet Pesantren, Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (2/4) malam.

Pengajian kitab anggitan Syekh Ahmad al-Dardiri ini dilakukan semenjak Sabtu (30/3) malam hingga Selasa (2/4) malam. Hal ini agar para santri dapat memahami kisah perjalanan Nabi itu secara maksimal.

Sementara itu, Abah Hasan menceritakan bahwa di zaman dulu, pengajian kitab yang sama dilakukan dalam waktu satu malam, sejak bakda Isya hingga pukul 01.00 dini hari.

"Dulu dari jam delapan sampai jam satu harus khatam. Sekarang menurut pertimbangan para kiai dibaca tertib pelan-pelan sehingga santri bisa mengikuti, memberi makna dengan sempurna, bisa membacanya dan juga bisa mengerti," terang Abah Hasan, sapaan akrab para santri kepada KH Hasanuddin Kriyani.

Sementara itu, sebelumnya Ketua Dewan Khidmat Masjid Agung Buntet Pesantren KH Ade Nasihul Umam mengungkapkan bahwa pemberlakuan pengajian empat hari mengingat sebagian dari para santri tengah menghadapi Ujian Nasional sehingga pengajian tidak dilakukan hingga larut malam agar ada waktu cukup untuk belajar dan istirahat para santri.

(Syakir NF)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama