Senin dan Selasa, 27 dan 28 Januari 2014 para siswa dan beberapa alumni Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Buntet Pesantren yang tergabung dalam Komunitas Falak MANU Putra Buntet Pesantren mengadakan Pelatihan Ilmu falak yang bertajuk “Menghidupkan Kembali Khazanah Keilmuan Falak”.
Ilmu falak sendiri merupakan ilmu yang
mempelajari peredaran matahari dan bulan dalam kaitannya dengan ibadah. Oleh
karena itu, ilmu tersebut sangatlah penting untuk dipelajari para pelajar,
terutama para santri. Oleh karena itu, MANU Putra mewajibkan para siswa yang berjurusan syari’ah
untuk mempelajarinya. Bagi yang selain jurusan syari’ah, MANU Putra
menganjurkan para siswanya untuk mengikuti ekstrakurikuler Komunitas Falak MANU
Putra Buntet Pesantren yang dibimbing langsung oleh KH. Ahmad Manshur, S.Ag.
|
Salah satu pemateri
dari IAIN Walisongo Semarang |
Pelatihan tersebut diadakan berdasarkan kondisi saat ini, saat ilmu falak sudah
sangat jarang sekali dipelajari oleh kalangan pelajar bahkan santri, karena itu dengan diadakannya pelatihan ini diharapkan dapat menjaga khazanah keilmuan falak.
Bertindak sebagai pembicara pada pelatihan ini adalah para mahasiswa
pilihan dari jurusan Islamic Astronomy, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
|
Peserta antusias memperhatikan
salah satu alat |
Dalam laporannya, ketua Panitia, Panji Ahmad menyampaikan bahwa acara ini dipersiapkan secara intensif selama setengah bulan , siswa kelas XII
Syari’ah MANU Putra Buntet Pesantren dengan peserta yang terdiri dari
seluruh siswa jurusan syari’ah MANU Putra, siswa berprestasi dari tiap kelas,
dan siswa dari beberapa sekolah (madrasah) di lingkungan Buntet Pesantren. Tercatat ada 35 peserta dari jurusan syariah MANU Putra dan 42 peserta dari jurusan yang lain serta sekolah-sekolah lain.
|
Bahkan Bapak Kepala Sekolah
turut serta |
Dalam sambutannya, H. Ade M. Nasih, Lc. menyampaikan bahwa banyak alat yang digunakan untuk membantu penghitungan ilmu falak namun Buntet Pesantren masih banyak berkutat dengan yang manual dan klasik seperti rubu' mujayyab (kuadran), bencet, dan sebagainya sehingga dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa lebih terampil menggunakan alat-alat yang lebih canggih dan mutakhir agar tidak ketinggalan.
"Dengan pelatihan ilmu falak ini, berharap akan tercapai kaidah fiqhAlmuhafadzatu 'alal qadim assalih, wal akhdzubil jadidil ashlah, mempertahankan alat-alat klasik yang baik dan mengambil alat-alat yang baru yang lebih baik.", ujar KH. Wawan Arwani, M.A, dalam sambutannya sebagai Ketua I Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Buntet Pesantren.
|
K. Ahmad Manshur, S. Ag, K. Wawan Arwani,
H. Ade M. Nasih beserta Kepala Sekolah dan beberapa guru
dari sekolah di lingkungan Buntet Pesantren |
Sebelumnya, KH. Ahmad Manshur, S.Ag, memberikan sambutannya sebagai pembimbing Komunitas Falak MANU Putra Buntet Pesantren. Beliau menyinggung Muhammadiyyah yang berbeda dengan ormas islam lain dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadan itu dimungkinkan karena keawaman mereka akan ilmu falak.
Acara pembukaan pelatihan falak ini selain dihadiri pengurus YLPI Buntet Pesantren, juga Kepala-Kepala Madrasah di lingkungan Buntet Pesantren, ini menunjukkan Buntet Pesantren begitu mendukung upaya-upaya melestarikan khazanah keilmuan terutama keislaman yang sudah begitu mengakar di pondok Buntet Pesantren termasuk ilmu falak.
|
Para Penerus jejak K. Imam |
Kita semua mungkin tidak akan lupa bahwa Buntet pernah punya seseorang yang sangat 'alim di bidang falak, beliau adalah K. Imam bin K. Abdul Mun'im bin K. Muta'ad, beliau bahkan konon sanggup menentukan jatuhnya sebuah daun yang masih segar tentunya dengan perhitungan falak. Salah satu warisannya yang insya Allah menjadi amal jariyah beliau adalah jadwal sholat "seumur hidup" yang masih dipakai sampai sekarang di Masjid Jami' Buntet Pesantren. Semoga dari pelatihan ini, kelak akan lahir para 'alim yang akan terus melanjutkan perjuangan K. Imam dan K. Ahmad Manshur.
Posting Komentar