Puluhan santri Buntet Pesantren berpose bersama Mba Salsa (kanan depan) dan Mba Ica (kiri depan) |
Adanya stereotip yang menghambat perempuan menempuh studi lebih
tinggi menarik Ikatan Keluarga Asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) menggelar
Forum Inspirasi Santri Putri di aula Kantor Yayasan Lembaga Pendidikan Islam
(YLPI), Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (27/7).
Galawicara yang dipandu oleh Pengelola Situsweb Resmi Buntet
Pesantren Muhammad Syakir Niamillah itu menghadirkan mahasiswi Universitas
El-Zitouna Aisyah Kriyani, mahasiswi Institut Imam Nafie’ Salsabila Arwani, dan
mahasiswi Universitas Indonesia Siti Fatimatuzzahra.
Ketiga pembicara itu menceritakan langkahnya bisa sampai menempuh
studi di kampusnya masing-masing. Mba Salsa, sapaan akrab Salsabila,
menceritakan bahwa keberangakatannya ke sana atas rekomendasi pondok tempat
belajarnya terdahulu, yakni Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Pati, Jawa
Tengah. Ia sampai di sana melalui jalur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Selain
PBNU, lanjutnya, lembaga yang memfasilitasi pelajar yang ingin menempuh studi
di Maroko adalah Kementerian Agama.
Adapun Mba Ica, sapaan akrab Aisyah, menjelaskan bahwa pendaftaran studi
ke Tunisia, tempat ia belajar saat ini, bisa dilakukan melalui Persatuan
Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia. Organisasi itu, jelasnya, akan menyalurkan
berkas pendaftaran calon mahasiswa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Tunis. Kemudian, berkas tersebut dikirimkan ke Ta’lim ‘Ali, sebuah
kementerian khusus menangani pendidikan tinggi.
Sementara itu, Fatimatuzzahra mengatakan bahwa keaktifannya di Pimpinan
Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) yang mengantarkannya bisa
menjadi mahasiswi Universitas Indonesia (UI). Di samping itu, alumnus Pondok
Pesantren Ploso, Kediri, itu juga keberkahan para kiai merupakan kendaraannya
menuju harapan itu.
Puluhan santri putri mengikuti kegiatan yang baru kali pertama
digelar itu sangat antusias. Dua sesi tanya jawab pun tak sepi dari pertanyaan
mereka guna menggali lebih dalam lagi kehidupan dan proses menjalani pendidikan
di sana.
Di akhir kegiatan, para santri itu meneriakkan kesiapannya untuk melanjutkan
studi ke luar negeri. “Santri putri Buntet Pesantren go internasional,”
teriak mereka bersamaan.
(Syakir NF)
Posting Komentar