Buntet hujan. Airnya pun mengalir dari sudut mata para santri dan segenap penduduknya. KH Tobroni Mutaad, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Izzah berpulang ke Rahmatullah di Rumah Sakit Pelabuhan, Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu (25/11).

Kang Wawan Sofwani, putra sulungnya, mengabarkan berita duka ini melalui pesan Whatsapp di grup guru Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun, bapak sudah pulang. Mohon maaf sebanyak-banyaknya jika bapak punya banyak kesalahan," tulisnya.

Kiai Oni, sapaan akrabnya, merupakan kiai yang ahli di bidang gramatika bahasa Arab dan fiqih, terutama faraid. Pandangan demikian terlihat dari dua sisi, yakni dari materi yang ampu di MANU Putra maupun MANU Putri, juga dari karyanya.

Putra sulung KH Mutaad Ilyas bin KH Ilyas bin KH Abdul Jamil ini membuat setidaknya dua karya tulis dalam bidang keilmuan tersebut. Pada bidang gramatika bahasa Arab, Nahwu, Kiai Oni menyusun buku berjudul Diktat Nahwiyah. Karyanya ini merupakan saripati dari kitab Alfiyah ibnu Malik. Buku tersebut hanya ia ajarkan pada santri yang langsung mengaji kepadanya, tidak diedarkan secara luas.  Kepada para santrinya, Ia hanya membacakan kitab Ajurumiyah, tetapi dengan keterangan diktat tersebut.

Sementara itu, dalam bidang faraid, Kiai Oni menyusun kitab nadzam berbahasa Arab berjudul Qatiratun Nadlaid fi Ilmil Faraidl. Seperti karyanya yang awal, kitab ini hanya boleh difotokopi oleh santri yang mengaji kepadanya.

(Syakir NF)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama