Hoaks beredar di mana-mana dengan bumbu ujaran kebencian dan
disertai tindakan intoleransi. Masing-masing mengatasnamakan kelompok tertentu
saling melempar hujat dan caci. Hal ini tentu tidak lagi mencerminkan jati diri
bangsa Indonesia yang dikenal toleransinya tinggi dengan keragaman yang
melimpah.
Melihat fenomena itu, Panitia Haul
Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2019 merasa perlu untuk
memunculkan kembali kasih sayang dan cinta ke
wacana publik. Hal
ini dituangkan pada Halaqah dengan tema
“Pesan Cinta untuk Indonesia” pada Kamis, 4 April 2019 pukul 13.00 WIB
mendatang.
“Melalui halaqah ini, kita akan membahas tentang makna cinta. Dalam
studi kasus ini adalah bagaimana santri dan kiai mencintai bangsa Indonesia,
mencintai agamanya, mencintai sesama manusia, dan sebagainya” kata M Abdullah
Syukri, Ketua Panitia Halaqah, pada Jumat (29/3).
Mas Dede, sapaan akrab Abdullah Syukri, menyatakan
bahwa santri dan kiai memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap agama,
negara, bangsa, dan sesama manusianya. Dari
situ, menurutnya, masyarakat dapat mengambil pelajaran penting tentang cinta kiai
dan santri pada hal-hal tersebut.
Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil
Staquf akan hadir
berbincang dengan para hadirin. Mas Dede
menyampaikan bahwa sosok yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden
(Wantimpres) ini dipilih mengingat intensitas dan konsennya terhadap penebaran
kasih sayang ke berbagai penjuru dunia, meliputi Asia, Eropa,
bahkan hingga Amerika.
“Pemilihan Gus Yahya kami rasa karena beliau salah satu kiai yang
konsen menebarkan kasih dan sayang di setiap forum-forum perdamaian di dunia,”
kata warga Buntet
Pesantren yang pernah mondok di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang,
Jawa Tengah itu.
Lebih lanjut, Mas Dede mengungkapkan bahwa forum tersebut dibuat
untuk belajar banyak dari pengalaman dan pemahaman sosok Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin,
Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu tentang
kasih sayang yang dapat melahirkan keadilan, kesetaraan, demokrasi, dan
lainnya.
Di samping itu, Noe
Letto juga akan
turut memeriahkan halaqah ini. Pria yang bernama lengkap Sabrang Mowo Damar
Panuluh itu, menurut Mas Dede, menciptakan
lagu-lagu yang mengisyaratkan cinta kepada sesama manusia, cinta manusia kepada
Tuhan, cinta Tuhan kepada manusia, hingga cinta kepada alam.
“Ini perlu menjadi pemahaman bersama pandangan Noe dari sisi
budayawan muda,” ujarnya.
Kegiatan yang
gratis dan terbuka untuk umum ini juga akan diramaikan dengan penampilan Noe bersama Tim
Paduan Suara Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putri Buntet Pesantren.
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pencak Silat Pagar Nusa juga akan turut ambil bagian
menampilkan aksinya. Beberapa penari Tari Topeng juga akan tampil pada gelaran
tersebut.
(Syakir NF)
Posting Komentar