Kang Dr Mohammad Fathi sedang memaparkan disertasinya (2/7) |
Mohammad Fathi Royyani berhasil mempertahankan disertasinya di
hadapan penguji pada bidang Antropologi, Universitas Indonesia, pada Senin
(2/7). Disertasinya yang berjudul Cagar Biosfer: Perubahan Status Kawasan,
Relasi Sosial dan Relasi Manusia-Alam dalam Isu Konservasi berhasil mengantarkannya
mendapatkan predikat sangat memuaskan.
Kang Fathi, sapaan akrabnya, merupakan putra dari KH Muhammad
Sholeh Bakri dan Ny Hj Masruroh. Ia menikah dengan Solikha Fitriyani, putri
dari KH Fakhruddin Mulyono BK dan Ny Hj Munawwaroh.
Bapak dari empat putra putrinya ini menghabiskan masa studi
menengahnya di Pondok Buntet Pesantren, tepatnya di Madrasah Tsanawiyah
Nahdlatul Ulama (MTs NU) Putra dan Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MA NU)
Putra Buntet Pesantren. Ia melanjutkan jenjang studinya di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Jakarta) pada jurusan
Sejarah Kebudayaan Islam.
Studi magisternya di program studi Antropologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ia selesaikan pada tahun 2004. Studi
doktoralnya di program yang sama ia selesaikan pada tahun 2018.
Saat ini, ia merupakan peneliti di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Disertasinya membahas dinamika proses pembentukan dan pengelolaan
kawasan konservasi yang bernama Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang
dilakukan oleh multiagen, yakni negara, swasta, dan masyarakat.
Ia menekankan proses hubungan antara alam dan manusia. Alam,
menurutnya, saat ini sudah rusak. Untuk melakukan pencegahannya, ia mengajukan
tawaran mengaktorkan alam.
“Manusia harus mengaktorkan alam,” katanya.
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam)
NU Depok itu terinspirasi dari Al-Qur’an surat An-Naml ayat 17-19. Pada ayat
tersebut, Allah menggambarkan proses hubungan antara Nabi Sulaiman dan semut,
sebagai representasi dari alam.
(Syakir NF)
Posting Komentar